Page 334 - Berangkat Dari Agraria
P. 334
BAB IX 311
Pancasila Dalam Konteks Kekinian
Menyatukan agenda
Presiden Jokowi belum lama ini menandaskan: “Kekurangan
dan kelemahan harus sama-sama kita perbaiki, harus kita jadikan
momentum perubahan untuk memicu lompatan kemajuan agar kita
menjadi bangsa yang kuat dan mandiri. Yang berdiri di atas kaki
sendiri (1/6/20)”. Penulis memikirkan tiga langkah strategis untuk
menguatkan persatuan Indonesia.
Pertama, pimpinan nasional perlu melakukan komunikasi
strategis dengan pimpinan partai politik untuk meninjau persamaan
kepentingan. Pimpinan parpol sebagai simbol kekuatan politik
formal akan berdampak pada struktur kekuasaan formal negara dan
konstituensinya. Output dari komunikasi politik ini lahirnya agenda
bersama yang disepahami dalam pemulihan dampak pandemi untuk
dirujuk pemerintahan maupun parlemen.
Kedua, penyerapan secara esensial di dalam pemerintah dan
parlemen terhadap ide dan agenda yang telah disepahami para
pimpinan parpol sebelumnya. Penyerapan esensial ini mesti
tercemin dari lahirnya berbagai kebijakan, peraturan perundangan
dan program pembangunan sebagai hasil konsensus bersama di
semua sektor strategis yang memiliki dampak sosial luas.
Ketiga, konsolidasi gerakan masyarakat sipil yang difasilitasi
CSO atau NGO untuk memberikan masukan dan mempertajam ide
dan agenda yang disusun struktur politik formal. Kalangan gerakan
masyarakat sipil juga dapat menyusun jalan alternatif jika apa yang
dirumuskan struktur politik formal dinilai tak cukup mewadahi
aspirasi publik.
Substansi dari ketiga langkah ini bersifat komplementer.
Ujungnya ialah sikap menghargai perbedaan untuk menggapai titik
temu guna memulihkan Indonesia. Hanya dengan menyatukan
agenda bersama dari kekuatan politik inilah Indonesia akan mudah
menghadapi dampak pandemi sekaligus dapat melahirkan budaya
normal baru yang adil dan beradab. *