Page 339 - Berangkat Dari Agraria
P. 339

316  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
                 Rakyat memimpikan  peradaban baru  sebagai  alternatif  yang
             lebih humanis dan berkeadilan. Ini relevansi refleksi HUT ke-75 RI.

                 Tentu,  perjalanan bangsa  dalam melahirkan  rasa kebangsaan
             penting  diaktualisasikan  dalam konteks Indonesia kekinian.
             Sumpah  Pemuda  (28  Oktober  1928)  yang  meletakan  kesatuan
             kebangsaaan,  bahasa  dan  Tanah Air  yang puncaknya  Proklamasi
             17 Agustus 1945, Bung Karno didampingi Bung Hatta dan kawan-
             kawan yang memerdekakan Indonesia dari penjajahan kolonialisme
             dan imperialisme asing.

                 Di  era reformasi  1998, rakyat  berhasil  menumbangkan rezim
             pro-kapitalis yang otoriter Orde Baru yang dipimpin Soeharto telah
             melahirkan kebebasan berpendapat, berserikat,  dan berkumpul
             serta  musim semi  berdemokrasi secara  politik.  Reformasi sudah
             berusia 22  tahun,  dinamika  politik masih  terus bergulir. Dalam
             sejarah kebangsaan,  peran  rakyat  selalu ironis. Rakyat kerap
             diposisikan sebagai penonton, malah tragisnya jadi korban setelah
             babak sejarah baru terbentang. Rakyat jadi pelopor sekaligus korban
             perubahan yang dilupakan.
                 Sejatinya, esensi gerakan  sosial  (social  movement)  adalah
             perlawanan  terhadap  sistem ekonomi  politik  yang  menindas dan
             menghisap  rakyat  golongan lemah,  terutama kaum  tani, nelayan,
             buruh, masyarakat  adat  dan kaum miskin lainnya.  Stimulasi
             gerakan biasanya datang dari kaum terdidik di perkotaan, utamanya
             mahasiswa, CSO/NGO, jurnalis, akademisi, dsb.
                 Tujuan gerakan sosial intinya mendobrak tatanan lama sembari
             membangun  tatanan  baru  yang  lebih adil  dan demokratis.  Jiwa
             revolusioner menjalari setiap detak nafas sejarah perjalanan bangsa.
             Maraknya  korupsi  dan penderitaan rakyat  jadi  sumbu peletup
             perlawanan  rakyat. Inilah latar  gerakan 1998  yang melahirkan
             reformasi. Misalnya, dinamika gerakan reforma agraria (1994-2020)
             sebagai wujud gerakan sosial dalam perubahan ekonomi politik atas
             inisiatif  rakyat dari  bawah (reform by leverage). Rakyat miskin di
             desa terus melancarkan perjuangan karena akses dan kontrol atas
             tanah dan kekayaan alam dimarginalisasi.
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344