Page 341 - Berangkat Dari Agraria
P. 341
318 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
9.5. Kesaktian Pancasila Bagi Milenial 93
Tahun 1965 Indonesia berguncang hebat. Gerakan 30 September
(G30S) dan/atau Gerakan 1 Oktober (Gestok) 1965 telah mengubah
wajah Indonesia secara drastis. Peristiwa yang akhirnya menjatuhkan
kekuasaan Soekarno dari kursi presiden RI telah secara terstruktur,
sistematis, dan masif itu, diduga dimanipulasi rezim Soeharto sejak
Komunis Indonesia (G30S/PKI).
Kini pandemi Covid-19 masih jadi ancaman serius terhadap
kesehatan dan keselamatan masyarakat, bangsa, dan negara.
Sementara itu, sejumlah televisi nasional menayangkan kembali
film berjudul “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI”, yang naskah
ceritanya ditulis Mendikbud di era Orde Baru, Nugroho Notosusanto
(1984). Kedua anak saya yang belajar di rumah gegara pandemi, saya
beri tahu film G30S sedang tayang di televisi. Yang mengejutkan,
salah satu anak saya mengatakan, “Ah, itukan cuma film”, dengan
enteng ia mengungkapkannya. Kaum milenial sepertinya sulit
percaya film. Mereka punya perspektif yang berbeda dengan generasi
ayahnya.
Dulu, saat duduk di bangku SD, saya menonton film G30S/PKI
di sekolah. Saya ingat, sekolah sontak diliburkan. Dinding kelas
dijebol sehingga berubah jadi bioskop yang khusus untuk menonton
film itu. Suasana tegang mencengkeram kami selama menonton.
Bayangan rezim otoriter Soeharto tertanam kuat di benak generasi
kami, sejak nonton film itu.
Propaganda politik
Film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” menurut
sejumlah pakar komunikasi merupakan sebuah produk propaganda
politik rezim Orde Baru. Penggalan kisah yang penting, rencana
pembentukan “Dewan Revolusi” yang berkuasa secara politik yang
disampaikan Kolonel Untung pada 1 Oktober 1965 pagi, menjadi
bukti kuat bahwa peristiwa pembunuhan petinggi tentara itu erat
kaitannya dengan skenario kudeta politik terhadap Soekarno.
93 Berita Satu, 1 Oktober 2020