Page 345 - Berangkat Dari Agraria
P. 345
322 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara RI kian
relevan di era pandemi. Banyaknya korban yang terkena virus corona
membangkitkan solidaritas sosial bangsa Indonesia. Jutaan warga
merasakan dampak langsung virus ini. Puluhan ribu orang mesti
kehilangan nyawa akibat corona. Jutaan lainnya kehilangan orang
tua. Atau orang tua kehalingan anak akibat corona. Jutaan orang
kehilangan suami, istri, sahabat, teman atau kenalan akibat virus ini.
Virus corona adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Kehendak
yang menguji kemanusiaan yang adil dan beradab. Ujian bagi
Persatuan Indonesia, juga bagi kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Virus ini
bahkan praktik menguji keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pandemi Covid-19 menumbuhkan semangat kebersamaan bangsa.
Kita rela membatasi kegiatan di dalam masyarakat. Kita rela tak
keluar rumah jika tak ada kepentingan mendesak. Kita rela bekerja
dari rumah secara virtual. Bahkan, kita juga rela ketika pemerintah
melarang mudik saat lebaran. Semua kerelaan kita lakukan secara
ikhlas tanpa banyak keluhan maupun tuntutan.
Pandemi telah merekatkan rasa kebersamaan. Perbedaan etnis
sama sekali bukan masalah untuk menggalang kebersamaan sebagai
manusia yang tengah diserang virus tak kasat mata. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, tanpa melihat etnik apa dari daerah mana. Tak
ada etnis dan daerah yang kebal virus Covid-19. Kita sebagai bangsa
yang multi-etnis, harus kompak dalam membangun kewaspadaan
komunitas kita masing-masing. Ketahanan komunitas jadi cermin
dari ketahanan pribadi, dan menjadi fondasi kokoh bagi ketahanan
bangsa secara nasional.
Gotong-royong
Pandemi Covid-19 menjadi alarm pengingat untuk kembali pada
kesejatian manusia Pancasila. Kemauan sosial bangsa Indonesia
untuk mengembangkan sistem sosial, ekonomi, politik, budaya,
pertahanan dan kemananan dengan spirit gotong-royong sebagai
inti kesejatian itu. Virus yang tak pandang bulu menjadikan kita
sadar, tanpa gotong-royong kita rentan kalah oleh serangan musuh.