Page 347 - Berangkat Dari Agraria
P. 347

324  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             Menyusutnya semangat untuk  merasakan penderitaan orang  lain,
             dan keinginan membantu yang lain, kian sulit ditemui. Solidaritas
             sosial  melemah.  Sementara,  manusia  adalah  makhluk  paling
             sempurna ciptaan Tuhan. Dibanding  malaikat, jin dan setan jelas
             manusia  lebih  sempurna.  Manusia dilengkapi  akal  dan  pikiran,
             sehingga bisa mengembangkan kebudayaan. Manusia lebih mulia dari
             pada binatang.  Absennya  semangat kemanusiaan menghilangkan
             bagian paling esensial dari eksistensi manusia. Manusia berpotensi
             untuk melahirkan keadilan  dan keadaban.  Absennya  semangat
             kemanusiaan  melahirkan pertanyaan, apakah  masih tepat disebut
             manusia? Hargailah manusia lain  sebagai  sesama  manusia  secara
             adil dan beradab.

                 Sila ke-3 “Persatuan Indonesia” juga sedang dilanda ujian dari
             berbagai sisi. Sekalipun Indonesia masih utuh dalam bingkai Negara
             Kesatuan Republik Indonesia, namun  semangat kebersamaan
             mengalami  perapuhan.  Semangat kedaerahan  yang menonjolkan
             ego dan kepentingan daerahnya menjadi duri penggangu semangat
             persatuan. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang dihubungkan
             laut sangat luas, mutlak membutuhkan jiwa dan semangat persatuan
             yang mesti dipererat dari waktu ke waktu. Otonomi daerah dalam sisi
             ekstrem, bisa menjauhkan semangat keindonesiaan. Secara politik,
             persatuan Indoensia juga  terkoyak kepentingan  politik  partisan
             sempit. Kontestasi politik melalui pemilihan umum dirasakan telah
             mengusik semangat persatuan Indonesia. Luka dalam jiwa bangsa
             yang terkoyak kepentingan politik sempit ini, tak boleh dibiarkan.
             Polarisasi  dan  fragmentasi gara-gara  politik  praktis,  juga  harus
             dihentikan.
                 Sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
             dalam permusyawaratan/ perwakilan”  juga  sedang  mengalami
             ujian berat. Semangat berorientasi hanya pada kepentingan rakyat
             dengan kebijaksanaan, sedang mengalami perapuhan. Kerakyatan
             yang dijalankan dengan  kebijaksanaan adalah  pilihan  utama
             pendiri  republik  ini. Ketika  sistem  politik  yang  memungkinkan
             permusyawatan dan perwakilan jadi semakin terbuka, namun substasi
             dari demokrasi makin sulit untuk dicari. Mewujudnya kesejahteraan
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352