Page 380 - Berangkat Dari Agraria
P. 380

BAB X  357
                                               Beragam Respon Atas Pandemi Covid-19
                 Kini, petani  Badega  menataan produksi pertanian  dengan
             mengembangkan tanaman kopi, holtikultur dan peternakan. Serikat
             Petani Badega (SPB) sebagai oganisasi tani lokal yang berhimpun
             dalam KPA mengembangkan  program “Desa Maju Reforma
             Agraria” atas dasar inisiatif rakyat. Ikatan Alumni (IKA) Unpad juga
             mendampingi petani di bidang pertanian, peternakan dan perikanan
             dalam konsep “Kampung Padjadjaran”. Peran  pemerintah  daerah
             perlu ditingkatkan dalam pendampingan di Badega.
                 Contoh lain yang cukup manis, di Kulonbambang, Sumberurip,
             Doko – Blitar, Jawa  Timur  sekitar 350  KK berhasil  mendapatkan
             280  hektar  tanah  dan  sertipikatnya (2012).  Tanah  tersebut  bekas
             HGU perkebunan swasta yang sebelumnya konflik dengan warga.
             Melalui Paguyuban Warga Tani Kulonbambang (Pawartaku) sebagai
             organisasi  tani lokal  yang  tergabung  dalam Paguyuban Petani
             Aryo Blitar (PPAB), masyarakat intensif  terlibat mengidentifikasi
             obyek, verifikasi subyek, pengukuran dan penetapan bidang tanah
             yang  akan  diredistribusi.  Warga ikut memilah  siapa  yang berhak
             menerima tanah dan siapa yang tidak.

                 Partisipasi masyarakat ini, membuat kepercayaan  diri  warga
             meningkat  pesat  setelah dua-tiga generasi,  umumnya warga
             jadi  buruh kebun  cengkeh  di  perusahaan.  Ini modal  dasar bagi
             pemberdayaan ekonomi lebih lanjut. Kini warga punya Credit Union
             Gerakan (CUG) dengan aset lebih Rp. 5 Milyar sebagai kelembagaan
             ekonomi mereka. Kulonbambang jadi contoh sukses reforma agraria,
             tempat penelitian ilmiah dan studi banding yang berharga.

                 Contoh lain di Cipari, Cilacap,  Jawa Tengah.  Di Cipari (2010)
             redistribusi  tanah  seluas 266,6 hektar  yang  diterima 5.141  KK.
             Kalau dilihat proporsi luas tanah dengan jumlah penerima terlihat
             jomplang  (sekitar 500  m/orang). Luas  tanah yang  diterima  warga
             terlalu sempit sehingga  kurang  ekonomis sebagai  alat  produksi.
             Keterlibatan masyarakat  sangat  terbatas. Serikat  Tani Merdeka
             (SeTAM)  sebagai organisasi  tani  setempat  tak dilibatkan dalam
             identifikasi dan  verifikasi obyek/subyeknya.  Pemerintah  jalan
             sendiri sehingga banyak penerima yang tak tepat.
   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385