Page 383 - Berangkat Dari Agraria
P. 383

360  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
                 Penegasan posisi presiden yang memimpin dan bertanggungjawab
             atas reforma agraria ditempuh melalui penyempurnaan regulasi atau
             dicerminkan dalam pengambilan keputusan strategis. Rapat kabinet
             terbatas diarahkan untuk menetapkan rencana strategis, memantau
             redistribusi,  pemberdayaan  masyarakat,  penyelesaian  konflik  dan
             eksekusi keputusan strategis pemerintah dalam reforma agraria.
                 Dalam konteks kebijakan  agraria,  pandemi  corona membawa
             dampak cukup berat. Ketimpangan dan konflik agraria sebagai dasar
             dilaksanakannya reforma agraria sebelum pandemi, kini mengalami
             beban tambahan. Kemiskinan dan pengangguran baru yang kembali
             ke desa, serta ancaman krisis pangan jadi tantangan baru. Misalnya,
             K-ATR/BPN anggaran tahun 2020 dikurangi Rp 2,1 triliun dan KLHK
             dikurangi Rp 2,5 triliun. Harusnya ini tak mengubah agenda pokok
             kementerian untuk memberdayakan masyarakat. Ini bukan alasan
             menyimpangi  visi Presiden  RI:  keberdayaan  masyarakat  dalam
             pemerataan ekonomi.

                 Dalam  “Tranformasi Agraria”, di  Pikiran  Rakyat  edisi  10 Mei
             2020, saya menulis: “Kebijakan pemulihan kondisi sosial-ekonomi
             masyarakat (di  pedesaan)  tak bisa lepas  dari  kebijakan menata
             pertanahan dan kekayaan alam di desa, atau transformasi agraria.
             Formulanya  diracik  dari  visi Presiden Jokowi (sejak 2014),  yakni
             membangun dari desa dan  pinggiran,  melalui  redistribusi  tanah
             dan  perhutanan  sosial  dalam  kerangka  pelaksanaan  reforma
             agraria menuju kedaulatan pangan nasional. Visi ini mensyaratkan
             paradigma  pembangunan digeser dari  berbasiskan  korporasi
             bermodal besar (swasta atau negara) jadi bercorak sosial kerakyatan”.

             Akselerasi reforma agraria
                 Ketersediaan tanah untuk diredistribusi seluas 9 juta hektare
             yang dijanjikan Nawacita (2014), pada periode kedua pemerintahan
             Jokowi-Maruf berkomitmen  untuk mempercepatnya. Dari 4,1
             juta  hektare  target  tanah obyek  reforma agraria yang  berasal dari
             pelepasan kawasan hutan, tahun 2019 KLHK menetapkan 2.514.416
             hektare kawasan hutan untuk TORA. Data ini jadi dasar bagi K-ATR/
             BPN  menindaklanjutinya dengan  redistribusi  dan/atau  legalisasi
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388