Page 386 - Berangkat Dari Agraria
P. 386
BAB X 363
Beragam Respon Atas Pandemi Covid-19
Eksistensi komunitas masyarakat adat sebagai kelompok
masyarakat yang bersifat komunal/kolektif --seperti dalam Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara, penting diakomodasi. Organisasi
masyarakat sipil pendamping masyarakat dan/atau akademisi
penjaga idealisme reforma agraria harus diintegrasikan dalam
kelembagaan reforma agraria. Peran masyarakat sipil dalam reforma
agraria ini sangat menentukan keberhasilan jangka panjang.
Masyarakat yang sadar dan teroganisir dalam wadah otonom jadi
kriteria subyek yang utama. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
ditentukan keorganisasian subyek reforma agraria ini. Misalnya,
koperasi petani yang fokus pada penataan produksi pertanian dan
distribusi hasil pertanian pangan jadi vital.
Merujuk Perpres 86/2018, pesan pelibatan masyarakat dalam
reforma agraria sangat kuat. Dalam perencanaan dan pelaksanaan
reforma agraria dari pusat hingga daerah mesti melibatkan
masyarakat sesuai ketentuan peraturan perundangan. Keterlibatan
masyarakat paling sedikit berupa: Pengusulan tanah obyek
reforma agraria, penerima TORA, jenis penataan akses, dan/atau
penyampaian masukan dalam penanganan sengketa dan konflik
agraria seperti diatur Pasal 30 ayat 1 dan 2. Peran dan keterlibatan
lain bagi masyarakat terbuka lebar. Keterlibatan dan peran serta
masyarakat dalam reforma agraria bukan hanya boleh, tetapi harus
bahkan wajib.
Meluasnya redistribusi tanah di lokasi prioritas reforma agraria
yang diajukan masyarakat dan pemerintah daerah, serta selesainya
konflik menjadi barometer kemajuan reforma agraria. Pengalaman
negara lain yang menjalankannya, peran masyarakat jadi prasyarat
sukses reforma agraria. Jika prasyarat ini absen, kesuksesan pun
dipertanyakan. Pemulihan Indonesia bermakna menguatnya
keselamatan, kelayakan dan kemakmuran rakyat. Hantaman
Covid-19 mengajari kita menjadi lebih tangguh dalam percaturan
dunia yang kian kompleks. *