Page 390 - Berangkat Dari Agraria
P. 390

BAB X  367
                                               Beragam Respon Atas Pandemi Covid-19
             Pembangunannya dimulai secara bertahap. Oktober tahun ini, seluas
             30.000 ha dengan rincian di Kapuas 20.000 ha dan di Pulang Pisau
             10.000  ha menggunakan intensifikasi  areal  eksisting.  Tantangan
             realisasi food estate diantaranya kondisi lahan di Kalimantan yang
             tingkat kesuburannya tidak sesubur di Jawa. Hal ini membutuhkan
             rekayasa teknologi berbiaya besar.
                 Di  sisi lain, kesulitan  pangan jadi masalah besar  di musim
             pandemi Covid-19. Pemerintah berusaha menjaga keamaman pangan
             melalui berbagai kebijakan. Misalnya, menggenjot  produktivitas
             pertanian pangan dan mengoptimalkan distribusinya, serta bantuan
             sosial  dalam berbagai  skema  guna menjaga ketahanan  pangan.
             Penulis peduli pada inisiatif rakyat. Selain kementerian dan lembaga
             pemerintah di pusat, provinsi dan kabupaten/kota, peran masyarakat
             tak kalah penting. Motto “rakyat bantu rakyat” yang diusung gerakan
             masyarakat sipil turut mengatasi dampak pandemi. Sebagai contoh,
             Gerakan Solidaritas Lumbung  Agraria  atau Gesla  yang  diinisiasi
             Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) penting diapresiasi. Demikian
             pula dengan Donasi Krisis Corona atau DKC yang digalang Koperasi
             Benih Kita Indonesia (Kobeta) bersama Forum Desa Mandiri Tanpa
             Korupsi (DMTK) dan komunitas benihbaik.com.
                 Menarik untuk menelisik ide dasar dan strategi Gesla-KPA dan
             DKC- Kobeta yang mengisi ruang partisipasi masyarakat dalam ikut
             menjamin ketersediaan  pangan  di  tengah  pandemi. Gesla -KPA
             berawal  dari anggota  KPA  yang  berupa  organisasi  petani  sebagai
             produsen utama bahan pangan. Petani bekerja di sawah dan ladang
             menanam padi, jagung, pisang, kentang dan lainnya. Setelah panen,
             petani menjual sebagian hasil produksinya untuk dialirkan ke rantai
             distribusi menuju konsumen.

                 Anggota KPA, seperti Serikat Petani Pasundan (SPP) di Garut,
             Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran dan Serikat Tani Indramayu
             (STI)  di Jawa  Barat  menghimpun  petani  yang  berkonflik  dengan
             perusahaan negara  atau  swasta  yang bertransformasi menjadi
             organisasi gerakan yang memperjuangkan reforma agraria di basis-
             basisnya.  Di  era  pandemi, SPP  dan STI mengorganisir  sebagian
   385   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395