Page 425 - Berangkat Dari Agraria
P. 425

402  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional

             11.1. Gerakan Masyarakat Adil Makmur 120
                 Sebentar lagi memasuki  Agustus  sebagai bulan kemerdekaan
             Indonesia. Kita  perlu melakukan  refleksi  tentang keadilan  sosial
             sebagai tujuan utama berbangsa dan bernegara.

                 Sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dari Pancasila
             kita refleksikan sebagai masalah dalam praktik, bukan pada konsep.
             Seperti apa realitas keadilan sosial dalam praktik?
                 Saat mengupas  esensi “Keadilan  sosial  bagi  seluruh  rakyat
             Indonesia”,  di  depan Sidang BPUPKI (1 Juni  1945) Bung Karno
             bertanya:  “Apakah kita mau Indonesia Merdeka  yang  kaum
             kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang
             semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam sejahtera,
             merasa dipangku oleh  Ibu  Pertiwi  yang  cukup  memberi  sandang
             pangan kepadanya?”.

                 Lalu diingatkan oleh Bung Karno, dalam demokrasi politik di
             Barat  tak  ada  keadilan  sosial  dan  demokrasi  ekonomi.  Sekalipun
             setiap  orang  mempunyai hak  yang  sama,  tiap-tiap  orang  boleh
             memilih, tetapi tidak ada keadilan sosial dan kenyataan kesejahteraan
             di kalangan rakyat.

                 Kita  tak bermaksud meniru  demokrasi  ala Barat itu,  tapi
             kita  ingin “permusyawaratan  yang  memberi  hidup”  dan “mampu
             mendatangkan  kesejahteraan  sosial”.  Karenanya,  kita  terima
             prinsip sociale rechtvaar-digheid (keadilan sosial) yang bukan saja
             persamaan politik melainkan juga di atas lapangan ekonomi yang
             mengadakan persamaan dalam makna “kesejahteraan bersama yang
             sebaik-baiknya”, kata Bung Karno.


             Penyadaran
                 Kita bercermin pada kenyataan sekarang. Setelah Mei 1998, kita
             memasuki era-reformasi dengan ciri utama kebebasan dan sejumlah
             indikator maju dalam demokrasi politik. Namun, kedodoran dalam
             demokrasi ekonomi. Rakyat memang bebas memilih langsung calon


             120  Pikiran Rakyat, 15 Juli 2020.
   420   421   422   423   424   425   426   427   428   429   430