Page 444 - Berangkat Dari Agraria
P. 444
BAB XI 421
Dinamika Jalan Kebudayaan
Strategi umum reforma agraria ialah pembatasan penguasaan
tanah bagi korporasi besar di satu sisi, dan perluasan akses pemilikan
dan penguasaan tanah bagi rakyat miskin di sisi lainnya.
Pemerintah berupaya menjalankan kebijakan seimbang antara
pembangunan ekonomi berbasis korporasi dengan pengembangan
ekonomi rakyat. NU jadi representasi gerakan ekonomi umat.
Indikator capaian reforma agraria, bukan hanya seberapa
banyak/luas tanah diredistribusi kepada rakyat, tapi seberapa
besar kemampuan rakyat menjadi kekuatan produktif. Ujungnya
meningkatnya pendapatan rakyat dan membaiknya kesejahteraan
rakyat.
Kementerian/lembaga diminta menyelesaikan konflik agraria,
termasuk di area yang dikelola PTPN dan Perhutani dengan
melepaskan sebagian tanah tersebut untuk rakyat dalam resolusi
konflik agraria. Sebagian rakyat tersebut adalah warga nahdliyin.
Peluang kolaborasi
Melihat peran NU dalam reforma agraria, dapat dipilah menjadi
empat skema. Pertama, NU memiliki peran penting dan strategis
dalam memberikan masukan mengenai konsep kebijakan yang
dianggap paling sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat. Ini
dapat berupa saran, kritik dan masukan dari NU kepada pemerintah.
Kedua, pengurus NU dapat bekerjasama dengan organisasi
masyarakat sipil lain dalam mengusulkan lokasi-lokasi prioritas
untuk reforma agraria di wilayah.
Dalam hal ini, NU dapat menyampaikan lokasi yang sudah
diduduki dan digarap warga NU, lalu mengusulan lokasi tersebut
supaya menjadi bagian dari lokasi yang diverifikasi kelayakannya
oleh kementerian/lembaga terkait.
Ketiga, kalangan NU yang berada di wilayah dapat berperan aktif
sebagai komunitas subyek –misalnya petani, dalam pelaksanaan
reforma agraria atau perhutanan sosial.