Page 465 - Berangkat Dari Agraria
P. 465
442 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
Hemat penulis, tantangan utama adalah konteks paradigmatik.
Jalan kebudayaan belum dikenal luas oleh pembuat kebijakan dan
perancang pembangunan. Jalan kebudayaan harus menunjukkan
keampuhannya di banding jalan lainnya. Dibandingkan dengan
jalan pembangunan berbasis kesejahteraan (welfare approach), atau
pendekatan keamanan (security approach).
Lalu, tantangan penetapan target dan indikator guna mengukur
keberhasilan pembangunan Papua dengan jalan kebudayaan juga
perlu diperhitungkan. Tidak sepenuhnya target dan indikator
bersifat matematis yang bisa dihitung secara kwantitatif. Target dan
indikator pembangunan di jalan kebudayaan umumnya bersifat
kualitatif yang sulit diukur dengan angka-angka.
Tantangan koordinasi birokrasi lintas kementerian dan lembaga
di pemerintah pusat dengan pemerintah di provinsi, kabupaten,
kecamatan, dan desa di Papua. Panjangnya rentang kendali dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan
menjadi tantangan yang tak mudah ditaklukan.
Potensi munculnya bias pemaknaan dalam menterjemahkan
program ke dalam kegiatan dan dukungan anggaran nasional maupun
daerah Papua, menjadi tantangan teknokratisnya. Keseluruhan
tantangan ini perlu disadari dan diantisipasi bersama.
Memilih jalan
Pengertian kebudayaan menurut UU No. 5/2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat. Kita simak konsep
utuh “Jalan Kebudayaan Pembangunan Papua” yang dipaparkan
Dirjen Kebudayaan dalam rapat lintas kementerian dan lembaga.
Sejumlah regulasi menjadi landasan berpikir untuk memilih
jalan ini. Di antaranya, Perpres No. 18/2020 tentang RPJMN, yang
memuat pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan, modal
sosial budaya, dan transformasi digital.