Page 470 - Berangkat Dari Agraria
P. 470
BAB XI 447
Dinamika Jalan Kebudayaan
Sejak itu, gerakan para ulama di NU sejatinya tidak menjadi
bagian dari kekuatan yang berpolitik praktis atau partai politik
tertentu. NU sebagai suatu organisasi bersifat independen dari
kekuatan politik praktis mana pun. Namun, ada anekdot yang
popular di kalangan pesantren, bahwa NU itu cenderung ikut kepada
kekuatan politik yang tengah berkuasa.
Secara formal, NU bukan bagian dari partai politik yang pada
awal masa reformasi (1998) dideklarasikan para ulama yang menjadi
tokoh kultural dan pengurus NU. Pengurus partai itu tak bisa dan
tak boleh mengklaim partainya sebagai “Partai NU”. Anggota NU
atau nahdliyin tak kewajiban memilih partai tersebut.
Hal ini sering dinyatakan K.H. Yahya Cholil Staquf (Ketua
Umum PBNU) dalam berbagai kesempatan. Anggota dan simpatisan
NU bebas memilih partai politik sesuai pilihannya masing-masing.
Gus Yahya tak pernah mengarahkan untuk memilih partai politik
tertentu. Ada adagium bahwa NU tak ke mana-mana, tapi ada di
mana-mana.
Aspek ekonomi
Aspek kehidupan masyarakat yang patut diperhatikan kalangan
ulama dalam memasuki usia satu abad adalah aspek sosial ekonomi.
Sudah sejaumana kondisi sosial ekonomi nahdliyin kini berkembang?
Kalau ada gejala mandek, kenapa terjadi kemandekan?
Besaran dan sebaran aset NU pasti besar. Ketika PBNU
membentuk Lembaga Pengelolaan dan Pengembangan Aset NU (28
Juli 2011), terekam gambaran aset NU yang berupa tanah, pesantren,
masjid, mushola, dan aset serta usaha lainnya dari keluarga besar
NU.
Jika kondisi sosial keagamaan kalangan NU kokohnya tak perlu
diragukan lagi, kondisi sosial politiknya kalangan NU relatif lebih
cair dan berada di mana-mana, maka pengembangan di bidang sosial
ekonomi tampaknya masih menjadi pekerjaan rumah terbesar.