Page 474 - Berangkat Dari Agraria
P. 474
BAB XI 451
Dinamika Jalan Kebudayaan
masyarakat. Ketiganya perlu dijadikan dasar pijakan pemerintah
dan masyarakat dalam melaksanakan reforma agraria. Mengurangi
keuntungan kaum elit dan memperbesar keuntungan kaum alit
yang dikerjakan bersama adalah esensi reforma agraria kita. Bukan
merugikan suatu pihak.
Setelah delapan tahun lebih usia pemerintahan, telah dicapai
prakondisi yang cukup memadai bagi pemerataan ekonomi berbasis
reforma agraria. Identifikasi potensi tanah obyek reforma agraria
terus dilakukan. Redistribusi penguasaan tanah bagi rakyat miskin
dipercepat. Diperlukan integrasi semangat kalangan alim ulama
NU ke dalam berbagai praktek dan kebijakan reforma agraria untuk
keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.
Pengurus Besar NU yang dipimpin KH Yahya Cholil Staquf perlu
merancang kerja bersama pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/
kota hingga desa dalam mengawal pelaksanaan reforma agraria
sebagai bagian dari agenda strategis NU. Perspektifnya, mengangkat
nahdliyin dari lembah kemiskinan menjadi jembatan untuk
menjauhkan umat dari jurang kekufuran.
Kiprah NU yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini, ditunggu
agar lebih bermakna sehingga berkah bagi manusia, alam Indonesia,
dan dunia. Kita sadar, memperkuat ekonomi umat akan berkontribusi
pada penguatan kesadaran keagamaan dan politik umat.*
11.16. Memperkuat Masyarakat Adat 135
Rapat Kerja Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
(AMAN) VII di Rejang Lebong, Bengkulu, Minggu (19/3/2023),
melahirkan ”Resolusi Rejang Lebong” yang berisi 23 butir. Resolusi
ini merupakan aspirasi dari komunitas adat di kampung-kampung
se-Indonesia.
Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi menyatakan bahwa resolusi
ini miliki arti penting bagi masa depan masyarakat adat. Poin ke
satu resolusi ini menyatakan, ”Kami mendesak Presiden dan DPR
RI untuk segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat yang sesuai
135 Kompas, 1 April 2023.