Page 478 - Berangkat Dari Agraria
P. 478
BAB XI 455
Dinamika Jalan Kebudayaan
11.17. Menyingkap Makna Tradisi THR 136
Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023, tinggal menghitung
hari. Dalam tradisi umat Islam di Nusantara, ada kebiasaan yang
sudah berlangsung lama, yakni pembagian Tunjangan Hari Raya.
THR berupa pemberian uang kepada suadara, kerabat, dan handai
taulan. Tradisi membagikan THR jelang lebaran ini beragam
polanya. Ada yang diatur secara formal oleh kebijakan pemerintah
yang berlaku di kantor lembaga atau instansi pemerintah maupun
swasta.
Lembaga atau perusahaan yang sudah ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan untuk memberikan THR kepada pegawai
atau karyawannya harus konsisten melaksanakanya. Pegawai di
kementerian, lembaga, dan daerah perlu mendapat THR sebagai
bagian dari haknya. Kaum buruh atau pekerja yang berkerja di
pabrik-pabrik dan industri serta jasa lainnya juga penting mendapat
THR secara layak. Di luar itu, tak sedikit THR yang bersifat tidak
formal, atau sekedar kebijakan pimpinan lembaga atau instansi
tersebut.
Dalam kajian Wildan Pramudya (2010) mengenai antropologi
zakat system of giving dalam Islam dinyatakan konsep pemberian,
baik dari Mauss, Derrida dan Bourdieu, semuanya cenderung
menyematkan pengertian pemberian (gift) dalam perspektif
material-ekonomi. Artinya, setiap pemberian selalu diandaikan
sebagai pemberian sesuatu yang bersifat material dan bernilai
ekonomi. Padahal bisa saja wujudnya yang immaterial dan non-
ekonomi. Ini yang lazim dikenal dengan giving time dan giving care.
Yang diberikan bukan sumberdaya material, melainkan meluangkan
waktu dan peduli untuk melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan
sosial.
Sumber THR
Secara sosial, THR dianggap menaburkan kebahagiaan bagi
pemberi atau penerimanya. Bagi yang menyerahkan, THR adalah
136 Koran SINDO, 13 April 2023.