Page 473 - Berangkat Dari Agraria
P. 473
450 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
terlantar. pemanfaatan tanah/hutan dan lahan terlantar untuk
kemakmuran rakyat, penetapan tanah objek reforma agraria harus
bersifat partisipatoris, data TORA harus akurat, perlu dibentuk
badan yang merestrukturisasi agraria, dan perlu dukungan instansi
militer dan organisasi masyarakat sipil.
Selain itu, NU memandang pemerintahan perlu memberikan
perhatian lebih kepada pembangunan pertanian dengan
mempercepat proses industrialisasi pertanian dengan menempuh
sejumlah langkah yang dimulai dengan pembagian lahan pertanian
dan pencetakan sawah baru, peningkatan produktivitas lahan,
perbaikan dan revitalisasi infrastruktur irigasi, proteksi harga pasca
panen, perbaikan infrastruktur pengangkutan untuk mengurangi
biaya logistik, dan pembatasan impor pangan, terutama yang bisa
dihasilkan sendiri di dalam negeri.
Menurut NU, pemerintah perlu menjalankan program pro-
petani seperti pemberdayaan koperasi petani, kredit usaha petani,
asuransi petani guna menghadapi ekternalitas dan perubahan
iklim, peningkatan kapasitas petani, inovasi teknologi pertanian,
penciptaan pasar dan nilai tambah komoditas, penciptaan lahan
pertanian, riset pertanian, dan menyiapkan lahirnya petani-petani
baru.
Berkah bermakna
Setelah mencermati rekomendasi tersebut, penulis mencatat
sejumlah hal penting untuk mendapat perhatian, dari sisi pemerintah
maupun masyarakat luas. Rekomendasi NU ini dikeluarkan ketika
reforma agraria dijalankan dalam skema tanah objek reforma agraria
seluas 9 juta hektar, dan perhutanan sosial seluas 12,7 juta hektar
seperti terkadung dalam Nawacita yang dituangkan dalam RPJMN
2015-2019 dan RPJMN 2019-2024.
Secara substansi, rekomendasi tersebut menyangkut tiga aspek
mendasar: (1) Semangat pembatasan pemilikan dan penguasaan
tanah yang berlebihan, (2) Semangat perluasan wilayah kuasa dan
kelola rakyat, dan (3) Semangat kerja bersama pemerintah dengan