Page 467 - Berangkat Dari Agraria
P. 467
444 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
dan menetapkan langkah strategis, dikhawatirkan menjadi business
as usual. Beberapa agenda dalam draft rencana induk percepatan
pembangunan papua (RIPPP) masih generik dan sumberdayanya
menyebar. Dipandang perlu penajaman fokus berbasis bukti, agar
terjadi percepatan pembangunan di Papua.
Dari sisi subyek dan obyeknya, orang asli Papua menjadi
sasaran utama program. Orang asli Papua, mesti menjadi subyek
penentu arah, sasaran, dan tujuan dari seluruh perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan Papua. Studi kasus yang diangkat
adalah pembangunan berbasis kawasan mangrove, yang luasnya di
Indonesia mencapai 3,36 juta hektar.
Di Papua terdapat 1,05 juta hektar (31,3%) dan Papua Barat 479
ribu hektar (14,2%). Sekitar 10% luasan mangrove dunia berada di
Papua. Ada ancaman perubahan iklim, konversi lahan, penebangan
kayu, dan perburuan spesies kunci yang berlebihan. Mangrove
bisa menjadi obyek yang dilirik bersama oleh pemerintah bersama
masyarakat.
Pada bagian akhir, Dirjen Kebudayaan menjelaskan
unsur penggerak jalan kebudayaan, yakni: Inpres No. 9/2020
menginstruksikan Mendikbudristek, untuk: (1) Membangun,
mengelola, dan memperkuat “Papua Youth Creative Hub” yang bisa
diperluas menjadi “Cultural Hub”, atau sanggar, (2) Mengembangkan
sekolah sesuai dengan kondisi geografis wilayah, (3) Menerapkan
kurikulum kontekstual Papua dan mengoptimalkan penggunaan
TIK atau e-learning, dan (4) Membangun pusat kajian bertaraf
internasional terhadap keanekaragaman hayati yang bisa diperluas
untuk biocultural diversity.
Di luar Kemendikbudristek, kerjasama lintas kementerian/
lembaga dan pemerintah daerah yang berbasis jaringan sanggar,
satuan pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi,
pusat kajian, dan juga organisasi masyarakat sipil (CSOs). Kolaborasi
menjadi jurus kuncinya.