Page 259 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 259

Mochammad Tauchid

              tanamannya. Kebiasaan para petani Jawa ini yang hanya
              menanam bahan makanan ini dibawa juga setelah mereka
              pindah ke tempat yang tanahnya cukup (seperti orang-
              orang Jawa yang pindah ke Sumatera atau tempat-tempat
              lainnya di luar Jawa) sebagai “kolonisten”.
              Tanah-tanah pertanian rakyat di Jawa hanya ditanami
              bahan makanan, hal ini dapat ditunjukkan dengan angka
              (statistik 1939) seperti yang dijelaskan di bawah ini:
              a.  50 % (4.028.015 ha) ditanami padi
              b.  25 % (2.029.609 ha) ditanami jagung
              c.  12 / % (992.452 ha) ditanami ketela pohon
                   1
                     3
              d.  5 % (444.563 ha) ditanami kedele
              e.  3 % (240.548 ha) ditanami kacang tanah
              f.  2 / % (197.323 ha) ditanami ubi jalar
                   1
                    3
            e. Tingkat produksi masih rendah baik itu dari segi kuantitas
              maupun kualitasnya. Hal ini karena kurangnya pengetahuan
              mereka tentang pertanian serta tidak adanya syarat-syarat
              dan alat-alat yang diperlukan bagi perbaikan produksi. Per-
              tanian masih berjalan menurut tradisi dan adat kebiasaan
              dan tidak ada kemajuan secara rasional. Sawah-sawah di
              Jawa (dan juga di luar Jawa) baru sedikit saja yang mendapat
              pengairan yang baik. Jumlah sawah-sawah yang mendapat
              pengairan dengan baik dapat dilihat dari data berikut ini
              (sawah di Jawa):
              a. 44 %  (1.493.200 ha) mendapat pengairan secara teknis,
              b. 17,7 % (596.600 ha) mendapat pengairan liar,
              c. 38 %  (1.280.000 ha) mendapat air hujan (tadah hujan).
              Sekali lagi perlu dicatat bahwa tanah yang mendapat pe-
              ngairan teknis (yang baik-baik) itulah yang banyak menjadi
              sarang onderneming asing.

            238
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264