Page 260 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 260

Masalah Agraria di Indonesia

                f. Selain karena tidak adanya syarat-syarat dan peralatan
                  untuk meningkatkan produktifitas pertanian, rendahnya
                  produksi pertanian rakyat (bahan makanan dan bahan
                  perdagangan) juga disebabkan karena politik tanah yang
                  selalu mengganggu kemerdekaan rakyat dalam pertanian-
                  nya. Masih adanya macam-macam cara dan hak tanah yang
                  menurut adat di beberapa daerah tidak menjamin kekuatan
                  hak milik tanah rakyat. Hal ini yang menyebabkan ku-
                  rangnya kegembiraan rakyat dalam mengerjakan tanahnya.
                  Kepemilikan tanah yang kecil menyebabkan para petani
                  terpaksa mencari makan di lapangan lain yang kemudian
                  menjadikan pertaniannya sebagai pekerjaan yang tidak po-
                  kok (samben) yang akhirnya berpengaruh pada rendahnya
                  produksi pertanian.
                  Adanya sistem glébagan di Yogyakarta dan Surakarta, ser-
                  ta adanya sistem “komunal dengan pembagian berkala”
                  mengurangi kesempatan bagi petani untuk memperbaiki
                  sawahnya. Di daerah Yogyakarta yang tanahnya subur,
                  pada zaman konpersi hanya menghasilkan rata-rata 8 - 12
                  kuintal tiap-tiap ha-nya. Setelah dihapuskannya konpersi
                  dan kembalinya tanah kepada rakyat, rakyat dapat kesem-
                  patan memperbaiki tanahnya dan ada kemerdekaan dalam
                  mengerjakan tanahnya. Pada tahun kedua dari dihapusnya
                  konpersi sudah menunjukkan hasil yang meningkat, rata-
                  rata 20 - 25 kuintal/ha, bahkan di beberapa tempat lainnya
                  jauh lebih tinggi lagi.
                g. Dengan tidak adanya modal untuk mengerjakan sawah
                  (tanahnya) yang sekecil itu, petani terpaksa menempuh ja-
                  lan yang makin menjerumuskan hidupnya ke lembah kemis-
                  kinan dan kemelaratan, yaitu jatuh ke tangan woeker, gadai,

                                                                   239
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265