Page 435 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 435
Mochammad Tauchid
pertanian.
Pada umumnya dapat ditetapkan, bahwa buat pertanian
campuran sawah yang baik minimumnya dapat lebih kecil,
(3,5-4 ha), sedang yang melulu tanah kering minimumnya
lebih lebar (5-7 ha).
“Unit tani” 5 ha itu digabungkan dengan ternak memer-
lukan tenaga keluarga tani. Dengan cara ini, tenaga tani akan
tidak banyak menganggurnya seperti sekarang. Dalam perta-
nian sawah yang sekarang banyak sekali menganggurnya sela-
ma satu tahun. Dengan cara yang baru ini dapat dikurangi
sebanyak-banyaknya.
Perubahan bentuk dan cara pertanian ini, akan mengubah
keadaan, yaitu tanah 5 ha yang sekarang diusahakan dan dimi-
liki oleh lk (±) 2½-3 ½ keluarga akan diusahakan oleh 2 kelu-
arga tani saja. Berarti akan “mengusir” ½-1 ½ keluarga tani
dari pekerjaan langsung di lapangan pertanian.
Dengan bentuk dan cara yang baru ini terutama dimak-
sudkan akan dapat tambahnya produksi untuk hidupnya sen-
diri dan untuk dapat menghidupi seluruh masyarakat. Hal ini
terutama dan pertama ditujukan untuk keadaan di Jawa yang
sudah sangat mendesak. Dalam rancangan ini Tergast hanya
memperhitungkan tanah pertanian yang ada di Jawa sekarang,
dengan tidak mengingat kemungkinan tambah luasnya tanah
pertanian yang memang akan sedikit dapat diharapkan.
Tergast menunjukkan beberapa macam (tipe) perusahaan
pertanian campuran yang dapat dijalankan di Jawa sebagai
pengganti cara yang lama:
1. Melulu tanah sawah, dengan pengairan yang baik;
2. Melulu tanah sawah, dengan pengairan yang kurang baik;
3. Melulu sawah dengan pengairan yang baik ditambah
414