Page 118 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 118

bukan hanya untuk memperbaiki keamanan dan tingkat subsistensi klien,
             tapi juga untuk menjaga agar hubungan-hubungan itu tetap diadik, serta
             menghambat klien mendapatkan keterampilan/kemampuan yang bisa
             merubah keseimbangan kekuatan.
                   Scott (1994) menyatakan bahwa hubungan patonase biasanya
             merupakan suatu kasus khusus dalam ikatan ( dyadic) dua pihak yang
             menyangkut suatu persahabatan. Dimana seorang individu dengan status
             sosial-ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan
             sumber-sumber yang dimilikinya untuk memberikan perlindungan dan/
             atau keuntungan bagi seseorang yang statusnya lebih rendah (klien), yang
             sebaliknya membalas dengan memberikan dukungan dan bantuan secara
             umum, termasuk pelayanan pribadi pada sang patron. Meskipun menurut
             pendapat  Scott hubungan pertukaran yang mewujud merupakan jalinan
             rumit yang berkelanjutan dan baru terhapus dalam jangka panjang.
             Namun dalam tradisi patronase pada masyarakat Bugis di Delta Mahakam
             hubungan tersebut ternyata dapat dihentikan setiap saat, selama klien
             tidak memiliki sangkutan  pada sang ponggawa. Ini berarti, meskipun
                                   16
             patron memiliki posisi yang lebih hegemonik dalam hubungan diadik yang
             berlangsung, namun setiap klien memiliki otonomi untuk memutuskan
             hubungan tersebut, jika tidak lagi terikat hutang-piutang.
                 Begitu pun dengan patron, Ia pun bisa memutuskan hubungan secara
             sepihak dengan sanksi penggantian semua hutang. Hal ini terjadi jika
             klien dalam jaringan patronasenya terbukti berlaku tidak patuh pada
             patron dan curang atau pun tidak jujur dalam setiap transaksi. Misalnya,
             tertangkap basah menjual sebagian atau seluruh hasil panennya pada
             ponggawa lain. Jika pemutusan hubungan kerja seperti ini terjadi, maka
             ‘tamatlah riwayat’ klien dimaksud. Oleh karena sekali Ia di black list oleh
             ponggawa yang menaunginya, maka ponggawa lainnya akan enggan untuk
             menerimanya menjadi anggota. Sebuah hubungan patronase akan dapat
             tetap berlanjut secara lestari jika perimbangan pertukaran yang terjadi
             dianggap oleh kedua belah pihak bisa diterima, karena secara rasional



             16. Sangkutan berarti hutang yang harus dilunasi dalam waktu tertentu.


             Migran Bugis dan “Pertambakan Ilegal”                        91
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123