Page 142 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 142

yang dikembangkan dalam kerangka kerjasama pemanfaatan sumberdaya
             alam.
                 Khusus untuk sektor perikanan, di awal rejim  Orde Baru total
             investasi asing dalam sektor ini mencapai angka US$ 11,5 juta dari
             total komitmen investasi sekitar US$ 324 juta di bulan Oktober 1968
             (Suadi,2008). Pada tahun 1968 investasi  Jepang dipusatkan pada
             industri penangkapan udang dan ikan, khususnya di wilayah Sumatra
             dan Kalimantan. Beberapa perusahaan perikanan  Jepang yang diberi
             izin untuk mengadakan survei penangkapan udang dengan jaring  trawl,
             selain PT. Misaya Mitra adalah PT. Tofico dengan modal sepenuhnya
             dari Toyomenka Kaisha dan PT. Serio Kawai San. Perusahaan-perusahan
             tersebut, tentu saja mampu mengeksploitasi sumberdaya perikanan
             dengan hasil lebih baik, khususnya untuk komoditi udang yang menjadi
             komoditi ekspor utama, karena kemampuan teknologi yang dimilikinya.
             Sebagai hasilnya, ekspor hasil perikanan Indonesia meningkat fantastis,
             dari US$ 229 ribu pada tahun 1962, menjadi US$ 17,5 juta pada tahun
             1971 (84 persen diantara ekspor ke  Jepang), dan US$ 211,1 juta tahun
             1980 dengan pangsa ekspor  Jepang mencapai 77,6 persen dari total
             nilai.
                 Sampai dengan 1995, jumlah perusahaan yang menanamkan
             modalnya di bidang perikanan tercatat sebanyak 289 buah, dengan
             rincian 28 perusahaan  PMA, 121 perusahaan  PMDN dan 134 perusahaan
             swasta nasional, serta 6 BUMN perikanan. Nilai investasinya mencapai
             US $ 93,5 Juta untuk  PMA, Rp. 328.603,2 Juta untuk  PMDN dan Rp.
             865.240,0 Juta untuk Swasta Nasional, serta Rp. 19.650,0 Juta untuk
             BUMN perikanan ( Soewito, Dkk., 2011). Dimana sebagian besar  PMA
             berasal dari  Jepang. Dari sisi ekonomi, periode antara 1970-an sampai
             menjelang pertengahan 1990-an dapat dikatakan sebagai periode emas
             hubungan ekonomi Indonesia- Jepang dalam bidang perikanan. Ekspor
             perikanan Indonesia terutama udang mencapai puncaknya dalam
             periode ini, salah satu diantara perusahaan yang berhasil menikmati
             manisnya keuntungan usaha disektor ini adalah Misaja Mitra, yang mulai
             mengeksploitasi pantai timur Kalimantan sejak awal 1970-an. Setidaknya



             Siasat Menguras Sumberdaya Perikanan                         115
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147