Page 203 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 203
(bersama para ponggawa lain) pernah melakukan tindakan keras terhadap
sebuah perusahaan eksportir yang melanggar “aturan main”. Perusahaan
PMDN milik seorang keturunan Cina ini, akhirnya “gulung tikar” karena
di blokade oleh para ponggawa, dengan cara tidak memberikan suplai
udang, setelah diketahui melakukan “transaksi ilegal” membeli udang
secara langsung dari para petambak melalui penyambang-penyambang
yang mereka sebar di lapangan. Para penyambang tersebut, bahkan
mendapatkan intimidasi secara fisik. Gejala konflik serupa pun, dapat
terjadi dalam hubungan produksi antara pengumpul/penyambang mandiri
(peran ini tidak hanya dimainkan para “pedagang bebas” Bugis tapi
juga pedagang keturunan Cina) yang kedapatan melakukan transaksi
pembelian udang ilegal dengan penjaga empang milik para ponggawa
ataupun petambak berlahan luas. Menariknya konflik manifes yang
antagonistik, akan cenderung mewujud pada hampir semua kelas ketika
terjadi konflik dengan perusahaan migas.
6.2 TRAGEDY OF THE COMMON
Sumberdaya yang ada di Delta Mahakam sangatlah beragam.
Sumberdaya tersebut berupa sumberdaya alam yang dapat diperbaharui
maupun yang tak dapat diperbaharui. Sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui meliputi sumberdaya non migas seperti, usaha perikanan
tangkap, perikanan budidaya, penangkapan benur, hingga beragam
industri pengolahan perikanan tradisional, serta pembuatan atap nipah,
pertanian, perkebunan kelapa dan kelapa sawit, sedangkan yang tidak
dapat diperbaharui yakni migas dan batu bara. Tidak hanya itu, Delta
Mahakam juga telah menjadi kawasan pemukiman yang cukup padat
dan manjadi “urat nadi’ moda transportasi sungai di Kalimantan Timur.
Besarnya potensi sumberdaya alam yang dimiliki dan begitu beragamnya
stakeholders yang memanfaatkan sumberdaya Delta Mahakam, telah
menjadikan kawasan ini rentan terhadap perusakan dan konflik
kepentingan.
176 Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang