Page 207 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 207

berkisar 2,07-15,42 kg/ha/tahun. Sementara udang bintik sekitar 38,22-
            59,60 kg/ha/tahun.
                Rendahnya produktivas tambak-tambak di kawasan Delta Mahakam,
            telah memaksa petambak untuk mencoba mengembangan strategi dengan
            membangun hamparan tambak yang lebih luas, dengan asumsi akan
            dapat mempermudah pengelolaan dan meningkatkan produksi. Namun
            kenyataannya produksi tambak mereka tetap saja tidak meningkat,
            praktis mereka hanya mengandalkan hasil panen dari udang bintik yang
            terperangkap masuk ke dalam tambak-tambak mereka, ketika pintu air
            tambak dibuka bersamaan dengan air pasang. Kondisi ini mendorong
            sebagian petambak untuk kembali beralih profesi sebagai nelayan, serta
            mereka yang memiliki cukup modal dan tidak terikat hutang pada
            para ponggawa untuk melakukan ekspansi dibidang usaha lain seperti
            kegiatan perkebunan kelapa sawit dan perdagangan atau mencoba
            peruntungan di dunia politik. Masyarakat lokal selanjutnya cenderung
            menjadi lebih apatis, individualis dan materialistik, sehingga menguatkan
            motivasi oknum petambak/ponggawa untuk melakukan “spekulasi’ dalam
            pengembangan area tambak dengan harapan mendapatkan ganti rugi
            pembebasan lahan oleh perusahaan migas jika terjadi pencemaran atau
            eksplorasi.
                Degradasi ekosistem mangrove yang terjadi di kawasan Delta
            Mahakam, selanjutnya juga membawa dampak atas terjadinya
            penurunan produktifitas tambak, munculnya berbagai wabah penyakit
            yang menyerang udang, semakin sulitnya bibit udang alam diperoleh,
            terjadinya abrasi pantai dan sedimentasi yang semakin meluas, serta
            hilangnya sumber-sumber mata air bersih. Akumulasi keadaan di atas
            disatu sisi telah menyebabkan perusahaan-perusahaan eksportir kesulitan
            memperoleh pasokan bahan baku (udang segar), sehingga terjadi
            pelumpuhan produksi, hingga memaksa mereka untuk “meninggalkan”
            kawasan Delta Mahakam karena kolaps. Membuka peluang terjadinya
            take over atas perusahaan-perusahaan tersebut oleh ponggawa yang
            sebelumnya menjadi kaki tangan mereka. Sementera di sisi yang lain,
            keadaan tersebut berimbas pada kualitas dan kuantitas produksi udang



         180                      Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212