Page 43 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 43
2.1 SEKELUMIT DELTA MAHAKAM
Judul Bab ini, tidak bermaksud memprovokasi pembaca. Sekedar
memberikan gambaran, betapa sifat Tuhan “Yang Maha Pemurah” benar-
benar menampakkan wujudNya yang sebenarnya pada sebuah wilayah
geografis yang dikenal sebagai Delta Mahakam ini. Tidak hanya memberi
berkah pada masyarakat yang hidup diatasnya tapi juga memberikan
kelimpahan pasokan sumberdaya yang sangat penting bagi pembangunan
lokal, nasional serta regional, bahkan internasional.
Secara administrasi, kawasan Delta Mahakam berada dalam
kewenangan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,
terletak pada posisi geografis 117 15’ BT – 117 40’ BT dan 0 19’ LS - 0 55’
0
0
0
0
LS. Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kawasan Delta Mahakam melingkupi lima kecamatan yang
terbagi menjadi dua Zona yang terdiri dari Zona I untuk pengembangan
konservasi/ekologis dan Zona II untuk pengembangan budidaya kawasan
perkotaan. Zona I meliputi 3 Kecamatan, Muara Badak, Anggana dan
Muara Jawa, yang terdiri dari 7 desa dan 4 kelurahan dengan luas
107.974,13 ha. Sementara itu, Zona II adalah untuk pengembangan
budidaya kawasan perkotaan. Zona II ini memiliki luas 216.909,82 ha
yang meliputi 5 Kecamatan, Muara Badak, Anggana, Sanga-Sanga,
Muara Jawa dan Samboja.
Ekosistem Delta Mahakam didominasi hutan mangrove yang
terbentuk dari proses sedimentasi yang cukup lama dari Sungai Mahakam.
Salah satu sungai terpanjang di Indonesia, memiliki panjang 770 km
dengan debit aliran air 1.500 m/detik dan konsentrasi muatan padatan
tersuspensi mencapai 80 mg/l. Proses sedimentasi yang berlangsung sejak
5.000 tahun lalu itulah yang pada akhirnya membentuk Delta Mahakam
(Surachmat, 1999).
16 Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang