Page 45 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 45
sekitar 1.000 km². Sebagian besar kawasan Delta Mahakam ditumbuhi
hutan nipah (Nypa fruticans Sp.), dan sebagian kecilnya merupakan hutan
Bakau (Rhizopora Sp.) dan Api-api (Avicenia Sp.). Ekosistem mangrove
yang memiliki sebaran zona Nypa fruticans ini, membentuk formasi murni
dengan luasan 50 persen dari seluruh tutupan Delta Mahakam, yang
menurut MacKinnon Dkk (2000) merupakan formasi nipah terluas di
dunia. Namun ironisnya luasannya diduga hanya tersisa 11.000 Ha.
Di atas kawasan hutan mangrove inilah, proses pemanfaatan
dan pengalihfungsian secara massive oleh migran Bugis menjadi area
pertambakan tradisional dilakukan. Padahal kawasan ini merupakan
habitat potensial bagi berkembangnya benih alam khususnya benur udang
( paneus monodon) yang diperkirakan mampu menghasilkan sekitar 18-20
juta ekor benur udang per musim ( Djamali Dkk, 2000; dan Rachmawati
Dkk, 2003). Selain menjadi salah satu tempat tersisa di Kalimantan
sebagai habitat alami monyet bekantan ( Nasalis larvatus) yang sangat
endemik. Juga habitat bagi 146 jenis burung, termasuk 22 jenis baru di
Kalimantan ( Eve and Guigue,1989 dalam MacKinnon, Dkk, 2000).
Di samping potensi hutan mangrove, kawasan Delta Mahakam juga
memiliki sumberdaya non-hayati, yaitu minyak dan gas alam (Migas).
Kawasan ini menjadi begitu penting secara ekonomis sejak ditemukannya
minyak menjelang tahun 1897, ketika J.H. Menten memulai dengan
pengeboran percobaan di sekitar daerah tersebut dengan hasil yang
luar biasa. Menjelang tahun 1902, Shell dengan konsesi yang di peroleh
dari J.H. Menten, maupun Royal Dutch telah menghasilkan minyak
dari ladang-ladang di Delta Sungai Mahakam ( Lindblad, 1988 dalam
MacKinnon Dkk, 2000). Ekspolorasi yang dilakukan Bataafsche Petroleum
Maatschapij (BPM) pada 1909, juga berhasil menemukan ladang minyak
Samboja.
Potensi minyak di wilayah Delta Mahakam saat ini dikelola oleh
Pertamina, sedangkan operasionalnya dikontrakan dengan sistem bagi
hasil pada perusahaan migas internasional, diantaranya: Total FinaElf
Indonesie, VICO, UNOCAL dan Expan (habis masa kontraknya pada
2009). Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di sebagian besar wilayah
18 Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang