Page 48 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 48
Selain itu, jalur pipa yang lain terpasang di zona pipa tengah,
yaitu mulai dari Lapangan Tunu berbelok melengkung ke utara Muara
Badak terus menuju kilang minyak Bontang. Kawasan ini juga dilalui
distributary Sungai Muara Jawa yang ramai digunakan untuk transportasi
air di selatan, dan distributary Muara Berau – Muara Badak Utara. Pada
kawasan ini berkembang pula kota Kecamatan Sanga-Sanga dan Sungai
Meriam (ibukota Kecamatan Anggana) yang tepat berada di mulut Sungai
Mahakam, dengan penduduk yang penghasilannya sangat bergantung
pada ikutan industri migas dan kegiatan industri pertambakan, selain dari
aktivitas pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
Dalam kacamata dunia migas, Kawasan Delta Mahakam yang
sangat potensial ini sering disebut “ Blok Mahakam”. Blok ini merupakan
lapangan penghasil lebih dari 30% produksi gas nasional. Semula saat
ditemukan pertama kali, Blok Mahakam memiliki cadangan terbukti
sekitar 26 trilyun cubic feet (TCF) gas dan 1,4 miliar barel minyak. Blok
Mahakam dieksploitasi sesuai pola kontrak kerjasama (Production Sharing
Contract/baca; PSC) antara Pemerintah RI dengan Total Exploration &
Production Indonesie (TEPI, Prancis) dan Inpex Corporation ( Jepang) yang
ditandatangani pada 31 Maret 1967.
Awalnya kontrak Blok Mahakam oleh Total dan Inpex berlaku
mulai 1967-1997, selama 30 tahun, dimana pembagian keuntungan
hanya berlaku untuk minyak saja. Dengan porsi pembagian, 67,25 persen
untuk Indonesia dan 32,5 persen untuk kontraktor, sedangkan cost
recovery hanya 40 persen (lihat Batubara, 2014). Dalam durasi kontrak
pertama (1967-1997) puncak produksinya terjadi pada 1977 dengan
produksi minyak mencapai 200 ribu barel/hari. Dalam perkembangannya,
tingginya produksi gas di sejumlah ladang minyak Indonesia (termasuk
Blok Mahakam), telah mendorong pemerintah melalui Menteri Keuangan
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 267/KMK.012/1978 tentang
sistem PSC. Salah satu isi kebijakan tersebut adalah mengatur split share
keuntungan minyak di Indonesia yang naik hingga 85 persen dan gas 70
persen, belum termasuk pajak bagi kontraktor. Sedangkan cost recovery
Delta Mahakam“Yang Maha Pemurah” 21