Page 132 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 132

Paku Alam dan Berbagai Peranannya

               bersama pada tahun-tahun sebelumnya. 15
                   Dunia politik Indonesia, khususnya Yogyakarta sedang
               menjadi fokus perhatian para republik. Di luar benteng kera-
               ton, pertempuran sengit antara gerilyawan melawan pasukan
               Belanda terjadi melewati garis van Mook. Situasi ini begitu
               terasa dan semua masyarakat merasa bagian dari keluarga
               gerilya, sekalipun mereka mungkin tidak tahu apa yang sedang
               diperjuangkan. Orang-orang yang secara fisik mampu bertem-
               pur ia akan rela melepaskan dan meninggalkan semua centang
               perenang di rumahnya dan memilih bertempur sebagai pasu-
               kan gerilya republik.
                   Pada konteks ini, berbagai kekerasan dan kekacauan di
               Yogyakarta semakin menebalkan keyakinan bahwa pasukan
               Belanda harus segera pergi setelah dua kali gagal bersepakat.
               Dari sudut pandang lain, kegagalan kesepakatan pada dua
               perjanjian Linggajati dan Renville adalah akibat dari ketidak-
               mampuan elite republik mengamankan situasi dan pence-
               gahan gerilyawan dari pengrusakan aset-aset milik Belanda,
               namun di balik semua itu adalah aset Belanda di Indonesia
               jauh lebih penting dari sekedar kesepakatan Linggajati dan
               Renville. Desakan Belanda pada Hatta pada pertemuan
               Kaliurang agar pasukan gerilya menghentikan segala peru-
               sakan tidak berhasil, maka pasukan kolonial lebih memilih
               jalan kekerasan. Selain itu, pertimbangan ekonomi sebenar-
               nya sangatlah mendasar. Peluang ekonomi dari pembukaan
               kembali Jawa akan melancarkan perolehan devisa Negeri
               Belanda. Diperkirakan dalam tempo tidak begitu lama akan


               15  Soetiknjo, dkk., Pertumbuhan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I
                Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Pemda, 1977).

                                                                  109
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137