Page 264 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 264
Perebutan Ruang dan Kontestasi Budaya
mampuan melaksanakan kebijakan dan menyelenggarakan
pelayanan publik ternyata tidak berbeda dengan aspek-aspek
yang telah disebutkan di atas. Masyarakat cenderung menilai
kemampuan pemerintah dalan tiga hal ini masih rendah,
masing-masing 45,16 persen, 46,24 persen, dan 39,78 per-
sen.
Yogyakarta bisa dibilang memiliki prestasi yang tinggi
dalam berbagai indikator dan penilaian-penilaian tertentu jika
dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Sejak
tahun 1999-sekarang laporan Bapennas tentang IPM, IKM,
IPJ, IDJ dan sebagainya selalu menempatkan Yogyakarta di
urutan daerah yang memiliki capaian perbaikan tinggi men-
dekati DKI Jakarta. Meskipun demikian apabila mencermati
lebih jauh kenyataan pemerintahan dan anggaran justru mem-
perlihatkan realitas yang kurang menggembirakan. Berkaitan
dengan keistimewaan Yogyakarta, melalui angka-angka ini,
keistimewaan harus nyata dan terasa secara konkrit di tengah-
tengah kawulo Ngayogyakarto. Hanya dengan cara inilah
keistimewaan Yogyakarta akan benar-benar menemukan pem-
benaranya tanpa harus repot-repot mengajukan Rancangan
Undang-udang Keistimewaan sekalipun!
H. Ikhtisar
Sebagai sebuah konstruksi, keistimewaan membutuhkan
perangkat pendukung yang membuatnya layak disebut istime-
wa meskipun keistimewaan itu baru muncul ketika ia perha-
dapkan secara dialektis dengan republik/kekuasaan pusat/
atau pemerintah pusat. Untuk membuatnya layak disebut isti-
mewa maka dua hal paling krusial selalu disebut sebagi cara
untuk mengingatkan. Dua hal krusial itu adalah sejarah dan
241