Page 29 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 29
Keistimewan Yogyakarta
maknaan yang lahir dari suara-suara akar rumput.
Tentu saja yang tidak boleh dilupakan adalah mencatat
pemaknaan dari tokoh-tokoh yang memimpin Yogyakarta.
Selain terhadap Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai gu-
bernur dan raja di wilayah Yogyakarta seperti yang selama
ini telah banyak dilakukan, yang juga penting adalah men-
dengar suara dari wakilnya, Paku Alam VIII. Sebagai wakil
gubernur, beliau mendapat tugas yang lebih banyak berkaitan
dengan aspek sosial dan ekonomi Yogyakarta. Sementara
sebagai adipati yang membawahi wilayah Kadipaten Paku-
alaman, beliau mewarisi satu perjalanan panjang kehidupan
budaya dan pendidikan di Yogyakarta yang khas, berbeda
dengan Kasultanan Yogyakarta.
Mempertemukan suara Paku Alam IX, mencerminkan su-
ara dari dalam (from within), dengan suara-suara masyarakat
atas pemaknaan terhadap keistimewaan Yogyakarta penting
dilakukan agar proses berdemokrasi sebagaimana yang di-
inginkan dapat berjalan secara seimbang. Lebih penting dari
itu adalah harapan tentang kesejahteraan masyarakat sebagai
inti kandungan dari keistimewaan Yogyakarta dapat menjadi
pemahaman bersama antara pemimpin dan rakyat yang dipim-
pinnya.
Penelitian ini berusaha menggali pemaknaan tentang ke-
istimewaan Yogyakarta dari pihak Paku Alaman. Ketika berbi-
cara tentang isu keistimewaan Yogyakarta, selama ini yang
banyak diungkap adalah suara dari Kasultanan, jarang sekali
dimunculkan suara dari Paku Alaman. Selain itu, bagaimana
masyarakat luas ikut memaknainya juga harus dimunculkan.
Aspek-aspek yang diingat dan dilupakan dalam konstruksi atas
keistimewaan Yogyakarta juga didedahkan di sini.
6