Page 134 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 134

Mereka yang Dikalahkan  109


              masuk dalam Keputusan menteri Kehutanan Tersebut. Tahun 1997,
              Kementerian Kehutanan merevisi  pemberian hak kepada  RAPP,
              dari total luasan ± 300 ribu hektar menjadi sekitar ± 159.500 hektar
              jo Kepmenhut No. 137/Kpts-II/1997.  Atas  perolehan hak  tersebut,
              RAPP kemudian  kembali mengajukan  penambahan  areal  untuk
              operasi. Tahun 2004 Surat Badan Planologi Kehutanan No. S.161/VII-
              KP/Rhs/2004 tanggal 16 September 2004 memberikan persetujuan
              untuk menambah areal kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
              Kayu  seluas ± 75.640  hektar  yang kemudian  ditetapkan  dengan

              Kepmenhut No. SK. 356/Menhut-II/2004 yang merubah keputusan
              sebelumnya,  sehingga  total  luasan  yang  diperoleh  oleh  PT  RAPP
              seluas 235.140 hektar yang tersebar di Kabupaten Siak, Pelalawan,
              Kampar,  dan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.  Kepada
              pemegang  hak diberi  waktu  selambat-lambatnya  3  tahun  untuk
              menetapkan  batas  areal  kerja  secara  definitif  dan  melunasi  iuran
              IIUPH (Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan), jika tidak melunasi

              dalam batas waktu yang ditetapkan maka Kementerian Kehutanan
              bisa menarik kembali keputusannya.
                  Pada  tahun 2004 Direkur Utama PT  RAPP melalui  surat No.
              02/RAPP-DU/I/04  tanggal  19 Januari  2004 kembali mengajukan
              permohonan  perluasan areal  IUPHHK yang  kemudian  disetujui
              oleh Badan Planologi Kehutanan pada tanggal 24 September 2007.
              Kemudian,  terbit Keputusan Menteri  Kehutanan No. SK.327/

              Menhut-II/2009 yang menetapkan luas area konsesi RAPP kembali
              diperluas  dengan merubah keputusan Kepmenhut No. SK 130/
              KPTS-II/1993. Tentu saja semua keputusan Kementerian Kehutanan
              setelah mendapat rekomendasi dari masing-masing bupati sebagai
              kepala daerah wilayah  konsesi, Gubernur Riau  sebagai penguasa
              provinsi dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti
              Amdal, Konsultasi (persetujuan) dengan Badan Planologi, dan Studi

              Kelayakan sebagai area HTI.
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139