Page 175 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 175

150   M. Nazir Salim


            tentu saja respons antara satu wilayah berbeda dengan wilayah lain.
            Natalie Mamonova membuat  analisis menarik bahwa “bentuk-
            bentuk reaksi politik petani  akibat perampasan  lahan  ditemukan
            sikap  yang  berbeda-beda,  masing-masing  selalu adaptif dalam
            menemukan  bentuk perlawanannya”.  Di Pulau Padang,  petani
                                               67
            secara  solid  melakukan  pengorganisasian diri  dan  melakukan
            perlawanan, baik dengan cara-cara diplomatik dengan melakukan
            berbagai upaya lobi penolakan RAPP ke pemerintah daerah sampai ke
            pemerintah pusat, termasuk juga aksi-aksi turun ke jalan di berbagai

            tempat,  juga  sabotase,  penghadangan,  dan  “teror”.  Satu  catatan
            penting, penolakan atas keberadaan RAPP di Pulau Padang bukan
            semata kehadirannya merampas sebagian lahan-lahan warga tetapi
            juga  terkait masa  depan Pulau Padang.  Warga  mengkhawatirkan,
            Pulau Padang akan mendapat bencana lebih besar jika operasi RAPP
            dilanjutkan, karena pembangunan kanal-kanal yang menyebabkan
            interusi air masin sekaligus hilangnya kandungan air di lahan gambut

            akibat pembangunan kanal bisa menimbulkan bencana lebih besar:
            mudah banjir di musim hujan dan mudah terbakar di musim panas.






















            67  Natalie Mamonova, “Challenging the Dominant Assumptions About
                Peasants’  Responses  to Land Grabbing: A Study of Diverse Political
                Reactions  from Below on the Example of  Ukraine”,  Paper presented
                at the International Conference on Global Land Grabbing II October
                17-19, 2012.
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180