Page 193 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 193
168 M. Nazir Salim
mematikan jaringan listrik di perusahaan minyak EMP. Selama ini
memang dikenal, Riduan selalu mengadvokasi dan membantu Buruh
EMP dalam kasus-kasus dengan perusahaan tersebut. Menurut
warga, Riduan memang sudah lama diincar polisi dan menjadi
target penangkapan. Peristiwa demonstrasi di atas hanya dalih saja,
namun sebenarnya ia sudah lama ditarget. Dan sebelumnya ia juga
sudah dilaporkan oleh RAPP dalam peristiwa kasus pembakaran alat
berat 30 Mei 2011. Penangkapan ini menjadi persoalan serius bagi
aktivis perjuangan Pulau Padang yang selama ini bersama-sama
memperjuangkan lahan-lahan mereka dari rampasan RAPP.
Penangkapan Riduan dan Muis mendapat respons dari warga
Pulau Padang. Ribuan warga kembali turun melakukan aksi
menuntut pembebasan temannya, sasarannya adalah PT EMP.
Penuturan pihak EMP, Riduan dituduh menghasut para buruh
untuk memperjuangakan nasib mereka yang diperlakukan tidak
adil oleh perusahaan. Namun, warga menaruh curiga, bukan
18
persoalan demonstrasi buruh EMP yang menjadi persoalan, tetapi
laporan RAPP kepada aparat keamanan, demonstrasi EMP hanya
momentum saja. Hal itu terbukti setahun kemudian (29 April 2014)
di pengadilan Majelis Hakim dalam persidangan tersebut menilai,
Riduan dkk. termasuk juga Yanas, aktivis Petani Pulau Padang
terbukti secara sah dan meyakinkan turut serta secara bersama-
sama dalam melancarkan aksi membakar dan membunuh operator
Eskavator RAPP, Chodirin. Majelis hakim kemudian menjatuhkan
hukuman 16 tahun penjara kepada Riduan dan 14 tahun untuk Yanas.
18 “Ribuan Petani Pulau Padang Tuntut Pembebasan Pejuang Agaria”,
http://www.berdikarionline.com/ribuan-petani-pulau-padang-
tuntut-pembebasan-pejuang-agaria/