Page 83 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 83

58    M. Nazir Salim


                Dalam catatan Walhi dan KPK misalnya, persoalan laju deforestasi
            selalu  ada  pundi-pundi  di  balik kebijakan  yang menguntungkan
            banyak pihak.  Salah  satu  yang penting  untuk  diketengahkan
            adalah nilai tambah bagi daerah dan korupsi di seputaran “hutan”.
            Seberapa besar keberadaan hutan Riau memberi nilai tambah bagi
            APBD kabupaten dan Provinsi Riau dan bagaimana deforestasi ikut
            menyuburkan korupsi di daerah? Sejak dikeluarkannya UU No. 33
            Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
            terdapat beberapa penerimaan negara yang dibagihasilkan ke daerah.

            Bagi hasil dimaksud adalah pajak PBB, BPHTB, serta bagi hasil bukan
            pajak yaitu penerimaan sumber daya alam dan kehutanan. Secara
            khusus  di  bidang  kehutanan,  daerah  akan mendapatkan Provisi
            Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR). Skemanya
            sebagaimana tabel 9 berikut:

            Tabel 9. Persentase Dana Bagi Hasil PNBP Sektor Kehutanan
            Sesuai Dengan UU No. 33 tahun 2004

                                        UU 33 / 2004            UU Otsus
                   Jenis                                          Papua
             No                           Kabupaten/
                 Penerimaan  Pusat Provinsi  kota     Kabupaten    dan
                                           Penghasil   Lainnya    UUPA
              1    IIUPH     20%    16%       64%                  80%
             2     PSDH      20%    16%       32%        32%       80%
             3      DR       60%              40%                  40%
            Sumber: Fitra Riau


                Berapa angka pasti yang diperoleh Riau per tahun untuk APBD
            dari hasil jutaan hektar tanah hutannya? Dana PSDH, 80% untuk
            daerah dengan rincian 16% untuk provinsi, 32% untuk kabupaten/
            kota penghasil, dan 32% dibagikan dengan porsi yang sama besar

            untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan.
            Untuk DR, 60% bagian pemerintah pusat untuk rehabilitasi hutan
            dan lahan secara nasional dan 40% bagian daerah untuk kegiatan
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88