Page 79 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 79

54    M. Nazir Salim


            2013-2015 sekitar 373 ribu hektar. Dari jumlah itu, sekitar 139 ribu
            hektar deforestasi terjadi pada  kawasan  konsesi  IUPHHK, sisanya
            sekira 233  ribu hektar berada di  kawasan bukan  IUPHHK.  Yang
                                                                   24
            cukup mengejutkan,  rilis JIkalahari  2016  sebagaimana  gambar  di
            atas menunjukkan perubahan lain, sekalipun menyebut angka 1.6
            juta hektar hutan alam, namun sebenarnya hutan alam Riau tinggal
            menyisakan sekitar 476 ribu hektar. Hal itu terjadi karena sebagian
            besar hutan alam yang disebut masih tersisa sudah masuk di area
            konsesi IUPHHK, artinya hutan alam yang masuk di area konsesi

            hanya menunggu waktu akan dihabiskan dan untuk menjadi kebun
            kayu (HTI). Sehingga wajar analisis Jikalahari menyebut hutan Alam
            Riau saat ini (2015) hanya tersisa 400an ribu hektar, selain karena
            sudah diolah juga secara pasti akan habis dengan sendirinya menjadi
            hutan olahan perusahaan.

                Data Jikalahari juga cukup menarik karena berani menampilkan
            secara langsung perusahaan-perusahaan yang diduga sebagai pelaku
            dibalik rusaknya hutan atau deforestasi di Riau. Salah satu korporasi
            penyumbang deforestasi terbesar adalah  PT.  RAPP dengan  luasan
            sekitar 29.330.36 Ha dan PT. Sumatera Riang Lestari (SRL) dengan
            luas sekitar  10.958.79  Ha.  Kedua grup usaha  ini terafiliasi dengan
            APRIL (Raja Golden Eagle, milik pengusaha kaya Sukanto Tanoto). 25

                Secara spesifik, para pelaku atau pemain yang bergerak di bidang
            usaha kayu dari hutan alam hanya tercatat beberapa perusahaan besar,
            namun memiliki anak perusahaan atau grup usaha cukup banyak. Salah
            satu holding selain RAPP adalah APP, sebuah perusahaan bubur kertas
            yang dituduh oleh aktivis di Riau sebagai pelaku utama deforestasi.
            Untuk menjawab  tuduhan itu,  APP berusaha  untuk melakukan



            24  “Rakyat  Riau  Terpapar Polusi Kabut  Asap, Buruk Rupa  Tata Kelola
                Lingkungan Hidup  dan Kehutanan”, Catatan  Akhir  Tahun 2015
                Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), http://jikalahari.
                or.id/kabar/catatanakhirtahun/catatan-akhit-tahun-jikalahari-2015/
            25  Ibid, hlm. 5.
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84