Page 67 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 67

28      Orang Indonesia dan Tanahnya

                 pemerintah tidak suka mengakui hak ini, juga di daerah-
                 daerah dimana masih tersedia tanah-tanah yang luas, dan
                 dimana seseorang masih tetap mempunyai bezitrecht (hak
                 milik) setelah meninggalkan tanahnya. Acapkali Residen
                 memutuskan, bahwa setelah lampau suatu waktu yang
                 tertentu, hak itu sudah dianggap sudah hilang. Adapun
                 peraturan-peraturan dari pemerintah swapraja yang
                 merupakan hasil dikte dari pemerintah seringkali juga
                 memuat ketentuan-ketentuan semacam itu. Bagaimana
                 mendongkolnya penduduk jika mengalami kejadian
                 serupa. Peristiwa itu dapat kita lihat di Minahasa.
            13.   Di daerah-daerah luar Jawa, maka pajak perusahaan
                 (bedrijfsbelasting) yang diperuntukkan bagi orang-orang
                 Indonesia diadakan secara seragam. Namun keadaaan
                 ini berakibat buruk bagi penduduk Bali, oleh karena
                 pulau Bali mengenal pajak tanah yang tidak dijumpai di
                 daerah-daerah lain diluar Jawa. Keadaan ini nyata-nyata
                 merugikan para pengolah tanah dan menguntungkan
                 pemilik-pemilik tanah yang luas. Walaupun demikian
                 toh keseragaman itu dipertahankan.
            14.  P a d a  tahun  1914, “ O r donansi Sw apr aja”
                 (zel estuursordonntie) menyatakan: “Bahwa dengan
                 tidak adanya suatu pembatasan apapun, jika di daerah-
                 daerah Swapraja yang terikat dengan ‘maklumat pendek’
                 (korteverklaring) dengan pemerintah Hindia Belanda,
                 Gubernur Jenderal membutuhan tanah, maka tanah
                 tersebut harus diserahkan dengan ganti rugi pada mereka
                 yang berhak, sekalipun tanah itu sudah diliputi oleh
                 suatu hak privat atau telah digunakan untuk suatu tujuan
                 tertentu.” Bagi para pemilik tanah-tanah sawah, bunyi
                 ketentuan ini lebih menyulitkan daripada bunyi pasal 62
                 ayat 6 Regeeringsreglement.
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72