Page 73 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 73

34      Orang Indonesia dan Tanahnya

                                                         10
            tanahnya itu dijadikan agrarisch eigendom (1872) ; melarang
                                                                  11
            pengasingan tanah kepada orang-orang bukan Indonesia (1875) ;
            khusus untuk pulau Lombok juga dilarang pengasingan kepada
            beberapa golongan orang Indonesia sendiri, 1906); mengadakan
            aturan-aturan dengan pembatasan dalam hal berlakunya—
            mengenai hipotik pribumi jenis baru, yaitu aturan ikatan kredit
            (kredietverband, 1908); membuat peraturan tentang keharusan
            untuk mempunyai bukti-bukti tertulis bagi inlandsch bezitrecht
            (hak milik pribumi) di Jawa (1870), yang kemudian diubah
            karena keharusan mempunyai bukti tertulis itu hanya dikenakan
            bagi hak eigendom agraris (1872); menyatakan mulanya di
            Lombok (1906) dan kemudian di daerah-daerah swapraja—
            bahwa bouwrecht (hak mengusahakan) diperkuat menjadi
            gebruiksrecht (hak pakai), juga tanahnya langsung dijadikan
            milik desa dan dimana pengadilan diwajibkan menjaga agar
            perlindungan terhadap hak milik itu dapat dijamin.
               Tetapi sampai sekarang, dekrit-dekrit tersebut hanya
            memberikan hasil yang sedikit. Boleh dikatakan bahwa hanya
            larangan pengasingan tanah kepada orang-orang bukan
            pribumi—yang meskipun dirumuskan secara kurang jelas
            dan dapat pula ditembus secara mudah—dan perubahan
            bewerkingsrecht (hak mengerjakan) menjadi gebruiksrecht (hak
            pakai), yang mempunyai pengaruh dan akibat yang praktis.
            Sedangkan yang lain-lain gagal sama sekali, bahkan membawa
            akibat yang buruk dan merusak suasana hukum.
               Sebab juga disini hukum adat berkembang menurut
            jalannya sendiri. Hukum adat mengenai tanah tumbuh dan
            berkembang—juga dengan tidak adanya campur tangan orang




            10   Catatan editor: Staatsblad 1872 No. 116
            11    Catatan editor: Staatsblad 1875 No. 179
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78