Page 79 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 79

40      Orang Indonesia dan Tanahnya

            suatu formasi yang seluruhnya berlainan sama sekali; antara
            lain: kewajiban dari seorang pemilik tanah sawah untuk
            mengizinkan ternak orang lain merumput di atas sawah
            miliknya, asal saja sawah tersebut dalam keadaan tak ditanami;
            kewajiban seseorang untuk memperhatikan pengairan sawah-
            sawah orang lain; kewajiban seseorang untuk memberi izin bagi
            pembuatan jalan setapak yang menerobos tanah miliknya. Jadi
            pada umumnya adalah peraturan-peraturan yang membatasi
            hak-hak perseorangan, agar supaya hak-hak itu tunduk pada
            kepentingan kehidupan desa yang masuk akal. Peraturan-
            peraturan semacam ini kita dapati pula di seluruh Indonesia,
            tetapi tidak dapat kita samakan dengan pernyataan-pernyataan
            yang timbul dari adanya hak ulayat dari masyarakat hukum adat.
            Lagipula secara keseluruhan hal itu berbeda sama sekali dengan
            bekerjanya hak ulayat yang nyata, yang nyata-nyatanya ada di
            tangan masyarakat hukum yang nyata pula.
               Dari uraian yang telah kita kemukakan diatas, agaknya telah
            menjadi jelas, bahwa pengertian hak-hak adat dengan hak-hak
            Barat dipandang dari sudut tuntutan-tuntutan praktek dalam
            soal tanah-tanah pertanian, hanyalah memberikan hasil yang
            sangat kecil.
               Tetapi jika kita telah mengatakan, bahwa dengan jalan
            mengeluarkan dekrit kita dapat mencapai apa yang kita
            kehendaki, bolehkah kita lalu membiarkan saja orang-orang
            pribumi menempuh jalannya sendiri?
               Jawabnya ialah: bahwa  terlebih dahulu kita harus
            menggunakan jalan-jalan yang tidak langsung, yaitu dengan cara
            memajukan teknik bercocok tanam mereka, misalnya dengan
            melakukan usaha-usaha yang memungkinkan orang-orang
            pribumi itu kemudian mempergunakan pengairan/irigasi di
            tanah-tanah pertaniannya, juga misalnya dengan mempertinggi
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84