Page 173 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 173
160 Aristiono Nugroho, dkk.
memperhatikan kesejahteraan masyarakat dengan memanfa-
atkan setiap potensi yang dimiliki Desa Karanganyar. Salah satu
contohnya adalah pelaksanaan bedah rumah di Desa Karang-
anyar.
Sebagaimana diketahui, bedah rumah diusulkan oleh
masyarakat kepada Pemerintah Desa Karanganyar, yang dalam
hal ini adalah Kepala Desa Karanganyar. Pada kondisi ini, maka
Kepala Desa Karanganyar dapat memainkan peran sebagai orang
yang berjasa bagi masyarakatnya. Walaupun kemudian dite-
tapkan, bahwa rumah yang diusulkan untuk dibedah (dipugar)
haruslah dalam kondisi, sebagai berikut: Pertama, rumah
tersebut memiliki lantai tanah. Kedua, dinding rumah terbuat
dari gedek atau anyaman bambu. Ketiga, rumah tersebut tidak
memiliki ruang belajar bagi anak sekolah, padahal keluarga yang
tinggal di dalam rumah tersebut memiliki anak usia sekolah.
Berdasarkan data yang terdapat di Kantor Desa Karanganyar
diketahui, bahwa kualitas bangungan rumah masyarakat berva-
riasi, sebagai berikut: Pertama, berdasarkan kualitas dinding,
ada 116 unit rumah berdinding tembok, 53 unit rumah berdinding
kayu, dan 3 unit rumah berdinding bambu. Kedua, berdasarkan
kualitas lantai, ada 100 unit rumah berlantai keramik, 68 unit
rumah berlantai semen, dan 9 unit rumah berlantai tanah.
Ketiga, berdasarkan kualitas atap bangunan, ada 152 unit rumah
beratap genteng, 15 unit rumah beratap seng, dan 1 unit rumah
beratap asbes. Ketua RW. 01 (Sastro Sudarmo) menjelaskan,
bahwa sesungguhnya rumah yang perlu dibedah di Desa Karang-
nyar ada 5 (lima) buah, yang letaknya di RT. 01 sebanyak 2
(dua) buah, di RT. 02 sebanyak 1 (satu) buah, di RT. 03 sebanyak
1 (satu) buah, dan di RT.04 sebanyak 1 (satu) buah. Tetapi dari
5 (lima) rumah yang perlu dibedah tersebut baru dapat dibedah