Page 18 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 18

Resonansi Landreform Lokal ...  5

              Trotsky, yang merupakan revolusi diktator proletariat. Revolusi
              ini bercirikan pergolakan, yang membuka suatu zaman baru
              dalam kehidupan masyarakat melalui transformasi yang funda-
              mental. Revolusi ini terkadang memiliki nuansa kekerasan atau
              paksaan, terutama dalam menata kembali kelas sosial dan distri-
              busi kekuasaan. Pandangan yang digunakan antara lain berupa
              pemahaman bahwa perubahan mendasar hanya mungkin
              terlaksana bila sistem sosial dan kaum elit diganti. Oleh karena
              itu, tidak mengherankan ketika Soemotirto yang berperan seba-
              gai elit baru Desa Ngandagan menjalankan kebijakan yang relatif
              keras, berupa perintah penyerahan hak garap oleh pemilik tanah
              yang luasnya lebih dari 300 ubin, serta penguasaan atas tanah
              Siten (Asisten Wedana) seluas 11 Ha yang kemudian didistribu-
              sikan kepada masyarakat.
                  Banyak pihak memberi apresiasi kepada masyarakat dan
              Pemerintah Desa Ngandagan atas penerapan”landreform lokal
              ala Desa Ngandagan”. Gunawan Wiradi dalam orasi ilmiahnya
              yang berjudul “Reforma Agraria: Dari Desa Ke Agenda Bangsa”
              di Institut Pertanian Bogor pada tanggal 28 Mei 2009, meng-
              ingatkan banyak pihak tentang adanya landreform lokal (ala Desa
              Ngandagan). Secara prospektif Gunawan Wiradi menjelaskan
              peluang landreform lokal ala Desa Ngandagan menjadi agenda
              bangsa, dalam sub judul “Dari Ngandagan, Jawa Tengah, Sampai
              Porto Alegre, Brazil” (lihat Wiradi, 2009a).
                  Landreform yang dilaksanakan di Desa Ngandagan berbeda
              dengan landreform yang dilaksanakan secara nasional di Indo-
              nesia. Landreform yang dilaksanakan secara nasional memiliki
              ciri utama berupa distribusi tanah, di mana petani yang tidak
              memiliki tanah diberi tanah oleh pemerintah. Sementara itu,
              landreform yang dilaksanakan di Desa Ngandagan memiliki ciri
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23