Page 19 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 19
6 Aristiono Nugroho, dkk.
utama berupa distribusi hak garap atas tanah sawah, di mana
petani yang tidak memiliki tanah sawah memperoleh hak garap
atas tanah sawah.
Sebagaimana diketahui bagi pelaksanaan landreform yang
dilaksanakan secara nasional di Indonesia telah diterbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961. Peraturan ini pada
pasal 8 dan 9 mengatur tentang redistribusi tanah, yang antara
lain menyatakan bahwa petani yang berhak menerima redistri-
busi tanah adalah mereka yang masuk dalam prioritas penerima
redistribusi tanah, yaitu: Pertama, penggarap yang mengerjakan
tanah yang bersangkutan. Kedua, buruh tani tetap pada bekas
pemilik, yang mengerjakan tanah yang bersangkutan. Ketiga,
pekerja tetap pada bekas pemilik tanah yang bersangkutan, atau
penggarap yang belum sampai 3 tahun mengerjakan tanah yang
bersangkutan. Keempat, penggarap yang mengerjakan tanah
hak pemilik. Kelima, penggarap tanah yang oleh pemerintah
diberi peruntukan lain. Keenam, penggarap yang tanah
garapannya kurang dari 0,5 Ha. Ketujuh, pemilik yang luas
tanahnya kurang dari 0,5 Ha. Kedelapan, petani atau buruh
tani lainnya.
Apabila ada petani yang berada pada prioritas yang sama,
maka yang mendapat prioritas lebih (lebih diprioritaskan)
adalah: Pertama, petani yang mempunyai ikatan keluarga sejauh
tidak lebih dari dua derajat dengan mantan pemilik, dengan
ketentuan sebanyak-banyaknya 5 orang. Kedua, petani yang
terdaftar sebagai veteran. Ketiga, petani janda pejuang kemer-
dekaan yang telah gugur. Keempat, petani yang menjadi korban
kekacauan.
Selain harus memenuhi atau termasuk dalam daftar priori-
tas, petani penerima redistribusi tanah juga harus memenuhi