Page 184 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 184

Resonansi Landreform Lokal ...  171

              turan desa tersebut eksistensi landreform lokal dapat diper-
              tahankan, dengan mempertahankan eksistensi tanah buruhan
              desa. Untuk hal ini Kepala Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara
              (Agus) menyarankan, sebagai berikut: Pertama, kalau kondisi
              masyarakat sudah baik, di mana tidak ada sengketa, konflik,
              dan perkara; maka tidak perlu ada kegiatan pertanahan yang
              justru akan menimbulkan konflik pertanahan. Kedua, hal yang
              terpenting adalah jangan ada konflik, dan masyarakat dapat
              tercukupi kebutuhan hari-harinya. Ketiga, maka tanah buruhan
              desa tidak perlu disertipikatkan, melainkan cukup diregistrasi
              dan dipetakan saja.
                  Sependapat dengan pandangan Kepala Seksi Sengketa,
              Konflik, dan Perkara, maka Kepala Kantor Pertanahan Kabu-
              paten Purworejo menambahkan, sebagai berikut: Pertama,
              bidang tanah tidak selalu perlu disertipikasi, yang penting ter-
              daftar. Kedua, perlu terobosan hukum untuk mendaftarkan
              tanah buruhan desa dalam rangka landreform lokal, misalnya
              dengan mencarikan dasar hukum bagi pelaksanaan pendaftaran
              tanah buruhan desa, baik hukum yang menyangkut tanah buruhan
              desa maupun mekanisme pendaftarannya.  Ketiga, perlu
              terobosan hukum untuk melindungi hak garap masyarakat, yang
              sekaligus juga dapat melindungi kepentingan pemilik tanahnya
              (yaitu berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat), misalnya
              dengan melepaskan tanah buruhan desa dari lalu lintas ekonomi.
                  Pembuatan peraturan desa memiliki peluang karena selama
              ini peraturan desa, terutama yang berkaitan dengan anggaran,
              misal Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
              Desa, telah dibuat melalui prosedur yang dapat dan mudah
              ditempuh. Prosedur tersebut meliputi: Pertama, menjaring
              aspirasi masyarakat melalui Musrenbangdes (Musyawarah
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189