Page 189 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 189

176   Aristiono Nugroho, dkk.

            empat prinsip pengelolaan pertanahan di Desa Karanganyar
            versi masyarakat Desa Karanganyar, yaitu adil, makmur, damai,
            dan sejahtera. Ketika ada kesempatan bagi elit desa untuk mene-
            rapkan empat prinsip pengelolaan pertanahan versi lokal di Desa
            Karanganyar, maka sesungguhnya secara umum hal ini meru-
            pakan upaya pemberdayaan masyarakat. Hal ini tidak saja ber-
            manfaat bagi petani di desa tersebut yang tidak memiliki tanah
            sawah, melainkan juga bermanfaat bagi elit desa untuk menda-
            pat simpati masyarakat. Dengan kata lain redistribusi hak garap
            di Desa Karanganyar juga merupakan bentuk pemberdayaan
            (empowerment) elit desa, dengan cara memberdayakan (empow-
            ering) petani yang tak memiliki tanah sawah. Tindakan ini
            menunjukkan keberhasilan elit desa dalam melakukan depower-
            ment  terhadap mistifikasi manajemen sosial, sehingga diperoleh
            pemikiran rasional dalam manajemen sosial. Kesemua ini pada
            gilirannya akan menambah simpati masyarakat pada elit Desa
            Karanganyar.
                Kedua, ada kesempatan bagi elit desa untuk turut menik-
            mati fasilitas yang berkaitan dengan tanah buruhan desa (misal:
            hak garap atas tanah sawah atau tanah buruhan desa), dengan
            tidak menimbulkan ketegangan antara masyarakat dengan elit
            Desa Karanganyar. Ketika dilakukan redistribusi hak garap, maka
            hal ini sesungguhnya bukanlah monopoli segmen tertentu di
            masyarakat, sehingga elit desa juga berkesempatan meman-
            faatkannya. Dengan demikian redistribusi hak garap merupakan
            bentuk pemberdayaan yang juga menjangkau elit desa, yang
            substansinya meliputi emansipasi (pembebasan) elit desa dari
            ketidakmampuan memenuhi kebutuhannya. Secara filosofis
            kondisi ini bertujuan untuk membebaskan elit desa dari kung-
            kungan yang menghalangi kinerja optimalnya. Untuk itu elit
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194