Page 190 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 190
Resonansi Landreform Lokal ... 177
desa juga masuk dalam subyek yang mengalami empowerment
of the powerless (pemberdayaan bagi yang tak berdaya). Formu-
lasi dan implementasinya diekspresikan dengan tetap meng-
hormati kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan, dan pening-
katan kemandirian.
Sebagaimana diketahui redistribusi hak garap atas tanah
sawah di Desa Karanganyar merupakan bentuk penghormatan:
(1) kekhasan lokal, karena tindakan ini berbeda dengan
redistribusi tanah dan landreform yang dilakukan secara nasional;
(2) dekonsentrasi kekuatan, ketika pemilik tanah sawah yang
relatif luas dikurangi kekuasaannya dengan penyerahan hak
garap seluas 90 ubin atas setiap 250 ubin tanah sawah yang
dimilikinya; dan (3) peningkatan kemandirian, di mana petani
yang tidak memiliki tanah sawah mampu memenuhi kebu-
tuhannya sendiri dengan memanfaatkan hak garap atas tanah
yang diperolehnya.
Ketiga, ada kesempatan bagi elit desa untuk menikmati
situasi dan kondisi harmoni, yang dibangun dengan basis
semangat guyub yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Ketika ada kesempatan bagi elit desa untuk menikmati situasi
dan kondisi harmoni, maka hal ini merupakan dampak dari
redistribusi hak garap atas tanah. Kondisi harmoni terwujud,
karena adanya pembagian kekuasaan yang adil (equitable shar-
ing of power). Harmoni sosial di Desa Karanganyar memberi
kesempatan bagi masyarakat dan elit desa untuk melakukan
optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan tanah, yang dapat
mengakibatkan peningkatan produktivitas dan kualitas ling-
kungan. Hal ini mendorong masyarakat dan elit desa memenuhi
hak dan kewajibannya masing-masing, seraya berkontribusi
meningkatkan pendapatan masyarakat dan elit desa yang