Page 192 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 192
Resonansi Landreform Lokal ... 179
berhasil membangun interkoneksi antara kulian, buruh kulian,
dan elit desa. Interkoneksi ketiga unsur ini berhasil membangun
perubahan, dengan meredistribusi hak garap atas tanah sawah
dari kulian kepada buruh kulian, yang selanjutnya juga dinikmati
oleh elit desa. Drama ini menunjukkan terbukanya panggung
choices (pilihan-pilihan) bagi buruh kulian untuk hidup lebih
baik dan lebih sejahtera. Selain itu juga terbuka panggung voices,
ketika buruh kulian mulai diperhitungkan suaranya, sehingga
menggetarkan hati kulian dan memotivasi elit desa untuk mene-
rapkan landreform lokal dari masa ke masa (sejak tahun 1947
hingga sekarang).
Landreform lokal yang digagas elit desa layak memberi man-
faat bagi elit desa, karena masyarakatpun memperoleh manfaat
dari aktivitas ini. Sebagaimana diketahui landreform lokal yang
diterapkan di Desa Karanganyar tidaklah sebatas mekanisme
pasar tanah, pasar tenaga kerja, dan pasar komoditi, tetapi juga
menjangkau struktur kelas dan relasi kelas masyarakat di Desa
Karanganyar. Landreform lokal juga memberi kesempatan pada
petani untuk melakukan kontestasi kesejahteraan, meskipun
dengan basis penguasaan tanah yang terbatas. Dari kenyataan
ini, maka setidaknya ada tiga ideologi yang berkelindan pada
“tubuh” landreform lokal, yaitu: (1) liberal, saat mekanisme pasar
menjadi perhatian utama; (2) marxis, saat struktur dan relasi
kelas menjadi perhatian utama; dan (3) pos-strukturalis, saat
kontestasi menjadi perhatian utama.
Saat elit desa mampu menerapkan empat prinsip penge-
lolaan pertanahan lokal (adil, makmur, damai, dan sejahtera),
mereka memperoleh kesempatan untuk turut menikmati tanah
buruhan desa. Uniknya, saat itu kondisi harmonis tetap terwujud
di Desa Karanganyar. Hal ini dimungkinkan, karena sesung-