Page 197 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 197
184 Aristiono Nugroho, dkk.
kulian. Cara yang ditempuh oleh elit desa antara lain melalui
pendekatan kepada para kulian, agar bersedia menyerahkan hak
garapnya. Elit desa berharap landreform lokal yang diterapkan
di Desa Karanganyar dapat berlanjut terus dari waktu ke waktu.
Perbaikan atas penerapannya terus dilakukan, termasuk dengan
mengeluarkan keputusan kepala desa yang berkaitan dengan
landreform lokal. Saat itulah muncul ukuran-ukuran relatif
mengenai keadilan, kesejahteraan, dan harmoni sosial.
Harapan elit desa menjadi kenyataan, ketika resonansi
landreform lokal ala Desa Ngandagan di Desa Karanganyar,
ternyata bagi elit desa telah memberi dampak, sebagai berikut:
Pertama, ada kesempatan bagi elit desa untuk menerapkan
empat prinsip pengelolaan pertanahan di Desa Karanganyar
versi masyarakat Desa Karanganyar, yaitu adil, makmur, damai,
dan sejahtera. Kedua, ada kesempatan bagi elit desa untuk
turut menikmati fasilitas yang berkaitan dengan tanah buruhan
desa (misal: hak garap atas tanah sawah atau tanah buruhan
desa), dengan tidak menimbulkan ketegangan antara masyarakat
dengan elit Desa Karanganyar. Ketiga, ada kesempatan bagi
elit desa untuk menikmati situasi dan kondisi harmoni, yang
dibangun dengan basis semangat guyub yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat.
Ketika elit desa mampu menerapkan empat prinsip penge-
lolaan pertanahan versi masyarakat Desa Karanganyar (adil,
makmur, damai, dan sejahtera), maka hal itu merupakan berkah
dari kerjasama (co-operation) dengan para pihak (kulian, buruh
kulian, dan masyarakat desa pada umumnya), setelah berhasil
menekan terjadinya persaingan (competition), dan mencegah
terjadinya pertikaian (conflict) antar para pihak. Secara teoritik
diketahui, bahwa pada saat kerjasama antar para pihak sedang