Page 198 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 198
Resonansi Landreform Lokal ... 185
berlangsung, maka sesungguhnya terjadi suatu proses asosiasi
(processes of association), yang dapat berupa akomodasi, asimi-
lasi, atau akulturasi. Sebaliknya ketika terjadi persaingan dan
pertikaian, maka sesungguhnya terjadi suatu proses disosiasi
(processes of dissociation), yang wujudnya berupa persaingan
atau pertikaian. Hanya saja, dalam kaitannya dengan penerapan
landreform lokal di Desa Karanganyar yang terjadi adalah proses
asosiasi, yang wujudnya berupa akomodasi.
Akomodasi yang terjadi dalam penerapan landreform lokal
di Desa Karanganyar memiliki dua makna, yaitu: Pertama,
suatu keadaan di mana terjadi keseimbangan interaksional antar
para pihak yang terlibat dalam landreform lokal, terutama dalam
kaitannya dengan norma-norma sosial yang dapat diterima oleh
para pihak. Kedua, suatu usaha untuk menekan terjadinya
persaingan, dan mencegah terjadinya pertikaian, agar tercapai
kestabilan yang dapat memberi kesempatan bagi dilakukannya
kerjasama antar para pihak yang terlibat dalam landreform lokal.
Walaupun dalam penerapan landreform lokal di Desa
Karanganyar telah terjadi proses asosiasi yang wujudnya berupa
akomodasi, namun hal ini tidak menghapus keberadaan strati-
fikasi sosial, seperti adanya kulian (pada lapisan atas) dan buruh
kulian (pada lapisan bawah). Stratifikasi sosial semacam ini (atas
dan bawah) dapat muncul, karena adanya status sosial yang
berbeda pada kulian dan buruh kulian. Sebagaimana diketahui,
status sosial merupakan posisi seseorang atau suatu kelompok
dalam masyarakat yang didasarkan pada hak dan kewajiban
yang dimilikinya. Berdasarkan hak dan kewajiban yang berbeda
antara kulian dan buruh kulian, maka terciptalah stratifikasi
sosial yang menempatkan kulian pada lapisan atas, dan buruh
kulian pada lapisan bawah. Dengan demikian status sosial yang