Page 194 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 194

Resonansi Landreform Lokal ...  181

              yang dapat membantu membiayai kebutuhan keluarga; dan (4)
              impact, berupa terbukanya peluang mewujudkan pengelolaan
              pertanahan yang adil, makmur, damai, dan sejahtera.
                  Fakta bahwa landreform lokal digagas dan dilaksanakan oleh
              elit desa, menunjukkan bahwa yang terjadi di Desa Karanganyar
              bukanlah perjuangan kelas buruh kulian, melainkan merupakan
              kesadaran dan tanggung jawab kelas kulian. Perubahan memang
              nampak progresif, ketika kulian menyerahkan hak garapnya
              kepada buruh kulian melalui pemerintah desa, tetapi perubahan
              ini tidaklah seradikal bila kulian kehilangan hak atas tanahnya.
              Transformasi semacam inilah yang paling memungkinkan terja-
              di di masa itu (1947-an) yang dapat diterima oleh kulian dan
              buruh kulian, dan pada akhirnya menimbulkan simpati masya-
              rakat kepada elit Desa Karanganyar.
                  Formalisasi adat yang dilakukan Pemerintah Desa Karang-
              anyar dengan memasukkan bidang-bidang tanah yang digarap
              oleh buruh kulian dalam Peta Pajak Bumi dan Bangunan dengan
              notasi “tanah buruhan”, serta dikeluarkannya berbagai keputusan
              desa yang terkait dengan landreform lokal menunjukkan kepe-
              kaan elit desa pada dinamika penguasaan tanah di wilayah Desa
              Karanganyar. Hal ini merupakan ikhtiar elit desa, agar landreform
              terus menerus terjaga eksistensinya dan terdokumentasi dalam
              bentuk peta, sehingga dapat berkontribusi bagi kesejahteraan
              masyarakat. Formalisasi ini sekaligus dapat menjadi pengham-
              bat perampasan tanah melalui mekanisme pasar, yang biasanya
              dilakukan oleh para pemodal kuat dari kota-kota besar. Kulian,
              buruh kulian, dan elit desa dapat bekerjasama melawan hegemo-
              ni kelas pemodal dan menahan ekspansi pasar tanah.
                  Atas kesempatannya menggarap tanah sawah, maka buruh
              kulian dapat menjadi juru tani, yang mampu memberi output
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199