Page 193 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 193

180   Aristiono Nugroho, dkk.

            guhnya tidak ada pemujaan atas pasar tanah, pasar tenaga kerja,
            dan pasar komoditi. Kearifan lokal elit Desa Karanganyar justru
            telah mencampur-adukkan ketiga pasar tersebut menjadi sesuatu
            yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih adil, makmur,
            damai, dan sejahtera. Ideologi liberal telah dijinakkan oleh kese-
            derhanaan pikir elit desa di era tahun 1947-an, dengan memak-
            sakan penataan tanah, penataan tenaga kerja, dan penataan
            komoditi. Penataan juga meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
            produksi dan formasi sosial. Dalam hal produksi, telah ditata
            ulang relasi antara modal (tanah) dengan tenaga kerja (buruh
            kulian); sedangkan dalam hal formasi sosial, telah ditata ulang
            subsistensi (pemenuhan kebutuhan bagi keluarga), dan komer-
            sialisasi (pencapaian keuntungan yang relatif besar).
                Landreform lokal yang digagas elit desa, tidak hanya untuk
            menjawab relasi petani dengan teknologi, melainkan juga mem-
            beri “karpet merah” bagi relasi petani dengan modal utamanya
            (tanah) yang justru sering terabaikan. Gagasan yang mengun-
            dang simpati masyarakat pada elit desa ini juga meletakkan
            dasar, bagi peran pemerintah desa untuk kesejahteraan sosial,
            ekonomi, dan politik. Gagasan disambut baik dan mendapat
            dukungan masyarakat, karena buruh kulian mendapat kesem-
            patan berikhtiar memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluar-
            ganya, setelah memperoleh hak garap atas tanah seluas 90 ubin.
            Kesempatan ini memuncak, ketika pada tahun 1990-an para
            buruh kulian dan petani pada umumnya mencoba menanam
            kedelai di atas tanah yang digarapnya. Sementara itu, atas pene-
            rapan landreform lokal, maka elit desa memperoleh: (1) output,
            berupa kesempatan menggarap tanah buruhan desa; (2) out-
            comes, berupa terwujudnya harmoni sosial di Desa karanganyar;
            (3) benefit, berupa pendapatan dari hasil menggarap tanah sawah
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198