Page 201 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 201

BAB V
                                 PENUTUP






                Resonansi landreform lokal ala Desa Ngandagan di Desa
            Karanganyar memperlihatkan tiga hal, yaitu: Pertama, resonansi
            terjadi atas ikhtiar para tokoh dan dukungan masyarakat. Ikhtiar
            diawali ketika R. Sosro Wardjojo (Kepala Desa Karanganyar,
            tahun 1945–1977) menerapkan landreform lokal ala Desa Ngan-
            dagan yang digagas Soemotirto (Kepala Desa Ngandagan, tahun
            1947–1964) di Desa Karanganyar pada tahun 1947. Ikhtiar R. Sosro
            Wardjojo kemudian dipertahankan oleh para kepala desa pada
            periode-periode selanjutnya, yaitu: (1) Saminah (1977–1989), (2)
            Tjipto Sutarmo (1989–2007), dan (3) Suyono (2007– sekarang).
            Selain itu, keberlanjutan ikhtiar R. Sosro Wardjojo ini dapat
            terlaksana atas dukungan masyarakat Desa Karanganyar, di
            mana dukungan diberikan sejak ikhtiar ini digagas pada tahun
            1947 hingga saat ini.
                Kedua, Landreform lokal yang diterapkan di Desa Karang-
            anyar membawa dampak bagi masyarakat, antara lain: (1) Ada
            76 kepala keluarga yang menerima tanah buruhan desa (tanah
            sawah yang digarap oleh buruh kulian), yang masing-masing
            luasnya 90 ubin. (2) Ada 76 kepala keluarga yang melaksanakan
            kerja bakti dan ronda malam bagi kepentingan seluruh masya-

                                      188
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206